KIBLAT.NET, Solo – Bila tidak ada aral melintang, pada 1 September 2013 nanti Solo bakal punya hajat Islami. Sebuah buku yang kontroversial akan dibedah di Masjid Baitul Makmur, Solo Baru. Buku itu berjudul “Syiah-Zionis Bersatu Hantam Islam,” karya Pizaro, seorang peneliti muda masalah Zionisme. Acara itu juga menghadirkan cendekiawan muda MIUMI, spesialis aliran dan pemikiran menyimpang, Anung Al-Hamat, MA. Kabarnya, sudah ada black-campaign untuk menggagalkan acara tersebut. Seberapa besarkah “ancaman” tersebut? Berikut ini laporan pertemuan kiblat.net dengan Ustadz Syahid Rahmatullah, selaku ketua panitia acara:
Ditengah terik matahari sangat menyengat, kiblat.net menyusuri sebuah gang di desa Gentan Rt. 3 Rw. 3, Kec. Baki Sukoharjo. Di ujung gang di tengah perkampungan yang hening, sayup-sayup terdengar anak-anak belajar melantunkan doa dipandu seorang ustadzah, mereka sedang praktik salat berjamaah—sekelumit kegiatan rutin yang ada di STTD (Sekolah Tahfidzul Qur’an Tingkat Dasar) Al-Busyro. Sebuah sekolah yang mengkhususkan diri dalam program tahfidzul qur’an, tempat Ustadz. Syahid mengajar.
Di kantor sekolah berdinding hijau, tampak Ustadz yang sekaligus pimpinan sekolah itu menunggu. Ditemani seorang bocah yang tampak sesekali menangis. “Sabar… sabar, sebentar lagi ibumu datang menjemput,” rayu Ustadz Syahid kepada si bocah. Setelah menyerahkan seberkas pekerjaan kepada stafnya pria berkacamata itu berdiri menyalami dan menyilakan kiblat.net duduk.
Kiblat.net mengutarakan maksud kedatangan, yaitu mengkonfirmasi berita adanya black-campaign terhadap acara yang akan dihelat oleh Muslimklik, event organizer yang juga dipimpin olehnya. “Memang benar di beberapa masjid, pamflet yang kita tempelkan dicabut oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” tuturnya memulai kisah. Bahkan, menurutnya, ketika panitia menempel kembali pamfletnya, dicabut lagi. “Ada satu masjid yang sampai tiga kali kita menempel, dan tiga kali pula dicabut.”
Peristiwa paling parah terjadi masjid Assegaf, Pasar Kliwon, Solo. “Secara atraktif ada orang menyobek pamflet di hadapan panitia yang baru saja menempelkannya. Ketika ditanya alasan, orang itu hanya diam dan melotot,” tutur bapak beranak 4 itu. Menghadapi aksi itu, ia menegaskan Muslimklik akan “melawan” dengan tetap menempel kembali pamflet yang dirusak. Selain Masjid Assegaf, pamflet yang dipasang di masjid Muhtadin, yang hanya berjarak 100 m dari pondok Ngruki, juga disobek.
Sebagai catatan, beberapa waktu lalu di masjid ini pula tulisan berisi sikap Ustadz Abu Bakar Baasyir terhadap jagal Suriah, Bashar Asad, dirobek. “Rupanya di Ngruki ada juga antek-antek Bashar Asad,” tulis seorang remaja masjid Muhtadin bernama Umaier di akun Facebooknya, saat itu. Agaknya konflik Suriah di mana terjadi perang antara Syiah melawan Ahlussunnah, meradang hingga ke kota batik ini.
Kembali ke rencana bedah buku tadi, Ustadz Syahid mengaku tak habis pikir dengan ulah sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab ini. “Ini kan forum ilmiah. Kalau memang di Solo ada Syiah dan mereka ingin berikan kontra pemikiran, ya silakan datang. Ajukan data-data ilmiah, jangan maen kayak preman seperti ini,” tegasnya. Ia juga menampik tudingan satu kelompok yang mengatakan bedah buku ini akan memperuncing isu Sunni vs Syiah yang sedang menghangat di Solo. “Untuk diketahui, kami sudah merencakanan sejak sebelum Ramadhan. Tetapi buku belum jadi cetak, hingga akhirnya kami tunda 1 September besok.”
Tidak hanya perusakan terhadap pamflet, SMS bernada teror pun kembali beredar. Hal serupa yang pernah mengiringi kajian-kajian tentang kesesatan Syiah yang diselenggarakan sebelumnya. Kali ini SMS teror berisi ancaman akan “menindak” para pembicara. Dikonfirmasi hal itu, Ustadz Syahid tertawa lebar. “Mereka kira umat Islam di Solo ini bodoh, apa.. begitu mudah diperdaya oleh SMS yang tak jelas jluntrung-nya itu?”
Menanggapi berbagai black-campaign itu, Ustadz Syahid berharap umat Islam tidak terpengaruh. “Saya asli Solo, sudah hafal karakter orang-orang Solo. Insya Allah, itu cuma pekerjaan iseng orang-orang yang tidak suka kesesatan Syiah dibeber, tapi tidak punya kuasa untuk mencegah acara.” Jadi, tetap datang saja. Toh, kita sudah komunikasi ke beberapa laskar di Solo, mereka siap support kita secara penuh.”
Namun, untuk keamanan pembicara, Muslimklik tidak mau ambil risiko. Ada ataupun tidak ada ancaman, menurut Ustadz Syahid, keamanan pembicara adalah bagian dari servis tamu yang yang disediakan Muslimklik sebagai pembicara.
“Untuk hal ini, kami sudah atur pengamanan dalam, yang dikomando langsung oleh seorang alumnus Afghanistan,” ujarnya setengah berbisik. Ketika ditanya siapa alumnus yang dimaksud, Ustadz lulusan Ngruki ini menolak menyebut nama. “Yang jelas, dia pernah menjalani pendidikan intelijen langsung dari Mujahidin Afghanistan,” kilahnya. (qathrunnada/iwan/kiblat.net)