Saga Merah Hari Senin Berdarah di Mesir

Mesir Berdarah

Alislamu.com – 17:45 – JURU bicara polisi dan tentara Mesir bersikeras bahwa demonstran menyerang markas Garda Republik dan pasukan yang sedang berjaga Senin (8/7/2013). Ia mengklaim bahwa pendukung Muhammad Mursi, presiden yang dikudeta militer, sudah menewaskan dua polisi dan satu perwira tentara.

“Sebuah kelompok bersenjata menyerang kompleks Garda Republik dan pasukan yang sedang berjaga. Mereka menggunakan amunisi dan senapan burung,” demikian juru bicara militer tersebut dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan televisi.

“Yang lainnya menembaki peluru api, bom dan melemparkan batu ke arah pasukan.”

Sang juru bicara militer mengatakan salah satu perwira tentara tewas dan 42 tentara terluka, termasuk delapan orang dalam kondisi yang parah.

16:53 – Angkatan Darat telah menutup jalan-jalan yang dipakai sebagai aksi protes. Saat ini, ribuan orang tinggal di jalanan di Kairo dengan mendirikan tenda. Mereka menuntut kembalinya Mursi ke tampuk kekuasaan.

Saksi mengatakan tentara menutup Jembatan 6 Oktober yang mengarah ke Nasr City, di mana ribuan pendukung Mursi berkumpul di Rabaa Al-Adawiya di Kairo timur.

Tank tentara dikerahkan di titik-titik masuk ke dua lapangan.

Langkah-langkah keamanan datang tak lama setelah puluhan pendukung Mursi tewas di luar kompleks Republik Pengawal dekat Rabaa Al-Adawiya.

Pendukung Mursi menolak untuk meninggalkan masjid

16:39 – Saksi mata mengatakan 400 pendukung Presiden Muhammad Mursi menolak untuk meninggalkan Masjid Al-Mostafa mdi dekat kompleks Garda Republik.

“Mereka menolak untuk meninggalkan agar tidak diganggu oleh pasukan keamanan,” Mosaab Mohamed, seorang dokter rumah sakit lapangan, mengatakan kepada kantor berita Anadolu.

Para demonstran kemudian mengungsi ke masjid setelah puluhan rekan mereka tewas di luar markas Garda Republik. Padahal mereka menggelar aksi sembari duduk.

Tentara mengatakan bahwa salah satu perwira tewas dan beberapa tentara terluka ketika “kelompok teroris” menyerbu kompleks di Senin dini hari kemarin.

Perdana Menteri Turki langsung menelopon pemerintah Mesir terkait hal ini.

15:48 – Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu membahas perkembangan terakhir di Mesir dengan sejumlah rekan-rekannya melalui telepon pada hari Ahad dan Senin.

Davutoglu membahas langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengembalikan demokrasi di Mesir dengan Swedia, Norwegia, Finlandia, Lithuania, Polandia, Luksemburg, Belanda, Prancis, Brasil, Perwakilan Tinggi Uni Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Catherine Ashton, Qatar dan Maroko.

Menurut sumber-sumber diplomatik, diplomasi telepon Davutoglu di Mesir terus berlanjut.

‘Tentara yang terhormat menolak perintah untuk menembak demonstran’

15:30 – Seorang pemimpin senior Partai Keadilan dan Kebebasan—sayap politik Ikhwan (FJP)—mengatakan beberapa tentara militer menolak perintah untuk menembak demonstran selama demo di luar markas Garda Republik Senin.

Mohammad Beltagi menunjukkan peluru yang tidak terpakai dikumpulkan oleh pengunjuk rasa di luar kompleks Garda Republik.

“Ini menunjukkan bahwa perintah diberikan kepada beberapa tentara, tetapi mereka menolaknnya,” katanya kepada kantor berita Anadolu.

“Kami menaruh harapan pada para perwira terhormat dan rakyat Mesir secara keseluruhan.”

15:09 – Bentrokan sudah menewaskan 42 orang. Demonstran terus menolak pemerintah sementara yang baru, kata juru bicara kepresidenan Ahmed Elmoslmany.

“Apa yang terjadi tidak akan menghentikan langkah-langkah untuk membentuk peta jalan atau pemerintah yang baru,” katanya.

Tentara Mesir menyatakan bahwa situasi Kota Nasr gawat darurat

15:00 – Militer Mesir sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan jam malam daruat di distrik Kairo, Nasr City dan Nahda di Giza, demikian menurut sumber-sumber politik kepada kantor berita Anadolu.

Ribuan loyalis Mursi berkemah di Rabaa Al-Adawiya dan di luar markas Garda Republik di distrik Kota Nasr.

Pemerintahan sementara Mesir menyatakan ‘penyesalan mendalam’ atas korban yang tewas

14:55 – Pemerintahan sementara Mesir menyatakan “penyesalan yang mendalam” bagi mereka yang tewas dalam kekerasan di Kairo pada Senin kemarin. Mereka menyatakan bahwa kematian itu dikarenakan para demonstran nekad menyerbu markas Garda Republik. Sebuah sumber menyatakan bahwa demonstran diberondong senapan saat menunaikan shalat shubuh.

Para korban mengatakan bahwa penembakan senjata dan tabung gas air mata mulai menyerang mereka sekitar pukul 04:00 saat melakukan shalat shubuh.

“Penembakan itu berlangsung selama lebih dari satu jam,” tambah mereka.

“Peluru ditembakkan terutama di kepala dan dada dan menewaskan lebih dari 53 orang.”

Pemerintahan transisi juga mengatakan telah membentuk sebuah komite peradilan untuk menyelidiki peristiwa itu.

14:27 – Tentara Mesir mengirim unit penguatan lapis baja ke perbatasan Jalur Gaza.

Saksi mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa 5 tank, meriam 3 dan 4 kendaraan lapis baja yang membawa senapan mesin berat, semua milik tentara Mesir, menguasai perbatasan Gaza pada Senin pagi.

Hamas mengutuk pembantaian oleh tentara Mesir. [sa/islampos/world bulletin]