JAKARTA (an-najah) – Acara tabligh akbar yang dipenuhi oleh ribuan kaum muslimin di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (02/06) pagi tadi menyimpan cerita kelam. Di tengah khusuknya suasana jamaah masjid Istiqlal yang tengah mendengarkan tausiyah dari Syaikh Nashir Al-Umar, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menerobos naik ke atas panggung.
Semula, panitia tidak menyangka hal itu terjadi karena menganggap pemuda itu bagian dari panitia yang ingin mengecek tata suara panggung. Ketika tiba-tiba sang pemuda mencoba mengambil microphone dari penerjemah Syaikh Nashir Al-Umar, bagian keamanan langsung meringkus pemuda itu dan membantingnya ke bawah panggung.
Akhirnya, sang pemuda itu diamankan oleh bagian keamanan dan dibawa ke pos pengamanan di lantai bawah masjid.
Ari, salah seorang panitia yang turut mengamankan pemuda itu menuturkan bahwa sang pemuda itu tiba-tiba naik ke atas panggung saat Syaikh Nasir Al-Umar menyinggung soal para sahabat Nabi Saw.
“Dia naek pas syeikhnya nyebut, “Apakah kalian cinta sahabat?”, habis syeikhnya nanya gitu dia naik tuh, udah dihalangin dari samping, cuma dia menghindar. Ane pikir dia panitia!” tutur Ari.
Ketika sang pemuda itu naik ke atas panggung di depan jamaah Istiqlal ia berteriak, “saya muslim, saya muslim’. Kemudian setelah dibanting oleh bagian keamanan, sang pemuda itu lantas teriak, “Saya Al-Mahdi!”
Belum jelas apa yang dimaksud oleh sang pemuda dengan ‘Mahdi’ yang dimaksud adalah Imam Mahdi yang akan muncul sesuai keyakinan ahlu sunnah dan syiah, walau ada beberapa perbedaan diantara keduanya.
Kesaksian penyebutan ‘Mahdi’ oleh sang pemuda yang merusak acara Tabligh Akbar ‘Indonesia Bertadabbur Al-Quran’ ini juga disebutkan oleh salah seorang atase dari kedutaan Saudi yang duduk di depan panggung acara tersebut. Ia yang tak mau disebutkan namanya ini menyampaikan kepada an-najah.net di ruang VIP Masjid Istiqlal bahwa ia mendengar sang pemuda itu berkata “Imam Mahdi Al-Muntadzar”.
Siapa Identitas pengacau acara itu?
Si pemuda yang diamankan di pos pengamanan masjid Istiqlal itu kemudian diinterogasi, dari dompetnya ditemukan SIM dan Kartu Mahasiswa. Dari situ diketahui identitasnya, ia bernama Furqon Dwi Cahyo, kelahiran 1991 dan tinggal di Tambun, Bekasi.
Ia tercatat sebagai Sarjana UI jurusan Farmasi, dari panggung acara hingga pos keamanan di lantai bawah ia terus berteriak, “Allahuakbar! Saya Muslim pak!”. Keruan, bagian keamanan langsung membekap mulutnya agar ia tak terus berteriak.
Setibanya di pos keamanan, ia langsung diinterogasi. Namun, si pemuda itu meracau seperti orang yang kurang waras. Entah, karena sungguhan atau hanya berakting di depan para panitia yang sudah gemas dengan dirinya.
Furqon terus berkata, “Saya pengen bikin orang bahagia pak, tapi saya pengen ngomong di depan orang banyak, di depan dunia internasional biar semua orang tau,” ia terus menerus mengulang kata itu.
Saat dicecar dengan sejumlah pertanyaan ia hanya berkutat dengan jawaban itu. Tak lama kemudian, seorang wanita yang sebaya dengannya datang ke pos dan mengaku bahwa ia adalah pacar si pemuda itu. Akhirnya, si perempuan itu dimintai nomor telepon orang tua Furqon.
Polisi yang kemudian datang mengurus masalah tersebut menghubungi orangtuanya dan membawa Furqon ke pos polisi untuk diamankan.
Ket. Gambar: SIM yang ditahan dari pemuda tersebut.