Dr. Ahmad Zain An Najah, MA
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
‘’Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut’’
Sebab Turunnya Ayat :
Para ahli tafsir menyebutkan beberapa riwayat tentang sebab turunnya surat al Masad, diantaranya adalah sebagai berikut :
Riwayat Pertama:
Dari Ibnu Abbas dia berkata, “Tatkala turun ayat :
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِين
“ Berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat.“ (Qs. Asy Syu’ara : 214) dan kelompokmu yang ada disekitarmu.
Maka Rasulullah keluar dan menaiki Bukit Soffa lalu berteriak memanggil Ya Shobaha. Sebagian mereka tertanya-tanya siapakah yang berteriak. Sebagian mereka menjawab, ‘Muhammad’. Maka mereka pun mulai berkumpul ke arah beliau.
Lalu Beliau pun bersabda: “Wahai Bani Fulan! Bani Fulan! Bani Fulan! Wahai Bani Abdul Manaf! Wahai Bani Abdul Muththalib! ‘ Maka mereka semua pun menghampiri beliau. Rasulullah kemudian bersabda:
أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا تَخْرُجُ بِسَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبًا قَالَ فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ
“Apakah pendapat kamu seandainya aku kabarkan kepada kamu bahwa satu pasukan tentera berkuda akan keluar melalui kaki bukit ini untuk menyerang kamu. Apakah kamu akan mempercayaiku? ‘Mereka menjawab, ‘Kami tidak pernah mendapati kamu berdusta’. Rasulullah bersabda lagi: ‘Sesungguhnya aku membawa berita ancaman kepadamu tentang azab yang pedih’.”
Ibnu Abbas berkata bahwa Abu Lahab memaki sambil berkata :
تَبًّا لَكَ أَمَا جَمَعْتَنَا إِلَّا لِهَذَا
“Celaka kamu! Apakah kamu minta kami berkumpul hanya untuk mendengar perkara ini (yaitu memberitahu berita ancaman azab).”
Lantas Abu Lahab berlalu pergi. Maka turunlah surat :
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وتَبَّ
“ Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan celaka “ Demikianlah al-A’masy membaca hingga akhir surat.” ( HR Muslim )
Riwayat Kedua :
Diceritakan oleh Abdurrahman bin Zaid bahwasanya Abu Lahab mendatangi Nabi, lalu ia berkata : Apa yang akan diberikan kepadaku jika aku beriman kepadamu, wahai Muhammad ? Maka beliau bersabda : ’Sebagaimana apa yang telah diberikan kepada kaum muslimin’. Abu Lahab bertanya: ‘Tidakkah aku akan mendapatkan lebih dari mereka’. Beliau bersabda :’Apa sih yang engkau inginkah? Abu Lahab berkata:
تبا لهذا من دين، أن أكون أنا وهؤلاء سواء
“Celakalah agama ini, apakah aku disamakan dengan mereka “.
Maka Allah menurunkan ayat :
تَبَّتْ يَدا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“ Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan celaka “
Riwayat Ketiga :
Dari Asma’ binti Abi Bakar, ia berkata: “Ketika turun ayat
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
‘Binasalah kedua tangan Abu Lahab’. Seorang wanita yang buta sebelah matanya, Ummu Jamil binti Harb muncul, ia memiliki suara yang melengking dengan tinggi, sedang di tangannya terdapat batu. Ia mengatakan:
مُذَممًا أبَينَا ودينَه قَلَينا وَأمْرَه عَصَينا
“Dia orang hina yang kami abaikan, agamanya kami remehkan, dan perintahnyapun selalu kami durhakai”.
Dan Rasulullah sedang duduk di masjid bersama Abu Bakar. Ketika melihat istri Abu Lahab, Abu Bakar berkata: ’Wahai Rasulullah, ia telah muncul sedang aku khawatir dia akan melihatmu. Maka Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya ia tidak akan pernah melihatku’. Dan beliau membaca Al-Qur’an, sehingga terlindung dengannya, sebagaimana firman Allah :
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا
‘Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akherat, suatu dinding yang tertutup’ (QS. Al-Isra’: 45)
Kemudian ia datang sehingga berhenti dekat Abu Bakar tanpa melihat Rasulullah, lalu ia berkata: ‘Wahai Abu Bakar telah sampai berita kepada saya, bahwa sahabatmu telah mencaciku.’ Abu Bakar berkata: ‘Tidak, demi Rabb Pemelihara Ka’bah ini, beliau tidak mencacimu.’ Kemudian ia berpaling seraya berkata: ‘Kaum Quraisy telah mengetahui kalau aku anak perempuan pemuka-nya.’”
Hadits Yang Berkaitan Dengan Surat Al-Lahab
Dari Abdul Wahid bin Sulaim; dia berkata; Aku memasuki Makkah kemudian aku menemui Atha bin Abu Rabbah. Maka aku berkata kepadanya, “Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya penduduk Bashrah memperbincangkan masalah Qadar.” Lalu Atha’ berkata, “Wahai anakku, apakah kamu membaca Al Qur’an?” Aku menjawab, “Ya” ‘Atha` melanjutkan, “Bacalah surat Az-Zukhruf.” Abdul Wahid berkata; Maka aku pun membaca :
حم وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
“ (Haa miim, Demi Kitab (Al Qur’an) yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami-nya. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam induk Al Kitab (Lauhul Mahfudz) di sisi kami, adalah benar benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah).” ( Qs az-Zukhruf ( 43 ): 1-4 )
Kemudian Atha’ bertanya, ” Apakah kamu tahu apa maksudnya Ummul Kitab?” aku menjawab, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Atha’ berkata, “Sesungguhnya Ummul Kitab adalah kitab yang ditulis oleh Allah sebelum menciptakan langit dan bumi di dalamnya terdapat ayat yang menyatakan bahwa Fir’aun termasuk penghuni neraka, dan di dalamnya terdapat ayat :
بَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“ Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa “
Atha’ berkata lagi; Aku bertemu dengan Al Walid bin Ubadah bin Ash Shamith sahabat Rasulullah, aku tanyakan kepadanya tentang, “Wasiat apakah yang di wasiatkan bapakmu pada saat wafat?” Dia menjawab : “ Bapakku pernah memanggilku kemudian dia berkata kepadaku, “Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah sesungguhnya kamu tidak akan sekali kali bertakwa kepada Allah, sehingga kamu beriman kepada Allah dan beriman kepada adanya takdir seluruhnya yang baik maupun yang buruk, jika kamu meninggal tidak berada di atas keimanan ini maka kamu akan masuk neraka, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبْ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الْأَبَدِ
‘Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah Al Qalam kemudian Allah berfirman: ‘Tulislah’ Maka Al Qalam bertanya, ‘Apa yang aku tulis? ‘ Lalu Allah berfirman: ‘Tulislah takdir yang telah terjadi dan yang akan terjadi sepanjang masa. “ ( HR Tirmidzi ) Abu Isa berkata : Hadits ini adalah gharib bila ditinjau dari jalur sanad ini.
Sekilas Tentang Surat Al Masad
Dalam surat Al Masad ini diceritakan tentang potret keluarga yang paling celaka dalam sejarah kehidupan manusia, suami istri bekerja sama bahu membahu untuk menghalangi jalan Allah, memerangi umat Islam dan memadamkan cahaya Allah.
Dalam kisah ini juga menjadi bukti dan penguat sebuah penelitian yang mengatakan bahwa suami istri biasa mempunyai kemiripan dan kesamaan, bahkan sampai kepada wajah, pola hidup, cara bicara, bergaul dan lain-lainnya. Karena walaupun pada awalnya suami istri adalah dua sosok yang berbeda, tetapi karena seringnya berinteraksi secara fisik dan non fisik. Mereka berdua bersama-sama mengarungi bahtera kehidupan ini dengan segala suka dan dukanya, maka kebersamaan dalam waktu panjang tersebut membuat mereka berdua melebur jadi satu, sehingga tidak aneh karena lama kelamaan mereka berdua mempunyai kesamaan dalam banyak hal.
Inilah yang terjadi dalam keluarga Abu Lahab, suaminya adalah tokoh Qurasiy yang menentang dakwah nabi Muhammad saw, istrinya juga anak dari tokoh Qurasy ikut mendukung suaminya dari belakang, seraya menyebarkan fitnah dengan menjelek-jelekan nabi Muhammad saw, sehingga kedua-duanya mendapatkan laknat dari Allah dan termasuk orang-orang yang celaka di dunia dan di akherat. Na’udzu billah min dzalik.
Ayat Pertama :
بَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa”
Dalam ayat ini, Allah menyatakan secara tegas bahwa Abu Lahab akan binasa dan celaka. Hal itu dikarenakan dia memusuhi Allah dan rasul-Nya. Dan setiap yang memusuhi Allah dan rasul-Nya pasti akan binasa dan celaka. Itu ketentuan Allah dan tidak ada satupun dari makhluq ini yang bisa mencampuri urusan Allah.
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“ Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.” ( Qs al Anbiya’ : 23 )
Bagaimana dengan manusia ? Apakah dibolehkan mendoakan celaka kepada musuh-musuh Islam ? Jawabannya boleh, tetapi tanpa menyebut nama-nama mereka, cukup menyebut perbuatan mereka. Karena manusia tidak tahu tentang taqdir Allah terhadap seseorang, apakah dia termasuk yang ditaqdirkan Allah sebagai manusia yang bahagia sehingga akan masuk syurga, atau sebagai orang yang celaka sehingga akan masuk neraka.
Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwasanya ia berkata :
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ مِنْ الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ مِنْ الْفَجْرِ يَقُولُ اللَّهُمَّ الْعَنْ فُلَانًا وَفُلَانًا وَفُلَانًا بَعْدَ مَا يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ : لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ شَيْءٌ إِلَى قَوْلِهِ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عَلَى صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ وَسُهَيْلِ بْنِ عَمْرٍو وَالْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ فَنَزَلَتْ : لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ شَيْءٌ إِلَى قَوْلِهِ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ
“ Dia mendengar saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari rukuk di rakaat terakhir shalat shubuh, beliau mengucapkan: “Ya Allah, laknatlah fulan, fulan dan fulan, ” yaitu setelah beliau mengucapkan: “Sami’allahu liman hamidah, rabbanaa walakalhamdu.” Setelah itu Allah menurunkan ayat: ‘(Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu -hingga firmanNya- Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) ” (Qs. Ali Imran: 128).
Dalam riwayat lain bahwasanya Abdullah bin Umar berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendo’akan (kejelekkan) kepada Shofwan bin Umayyah, Suhail bin ‘Amru dan Harits bin Hisyam, lalu turunlah ayat: ‘(Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu -hingga firmanNya- Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) ‘ (Qs. Ali Imran: 128)
Adapun ayatnya secara lengkap adalah sebagai berikut :
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“ Tak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima tobat mereka, atau mengadzab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dzalim. Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Qs Ali Imran : 128-129 )
Ayat di atas menunjukkan bahwa tugas para nabi dan rasul serta juru dakwah hanyalah menyampaikan ajaran Allah, adapun hidayah ada di tangan Allah. Marilah kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini :
فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
“ Karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.’’ ( Qs Ar Ra’du : 40 )
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
‘’Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. “ ( Qs Al Baqarah : 272 )
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
‘’Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk..’’ ( Qs Al Qashash : 56 )
Kenapa Tangannya Yang Binasa ?
Dalam ayat ini kebinasaan dan kecelekaan dinisbatkan kepada tangan Abu Lahab, tetapi maksudnya adalah orang yang mempunyai tangan tersebut. Di dalam bahasa Indonesia, disebutkan juga bahwa jika seseorang mengatakan : “ Fulan tidak nampak batang hidungnya “ , maksudnya fulan tidak nampak dan tidak kelihatan. Batang hidung mewakili seluruh anggota badannya.
Kenapa disebut tangan, bukan kaki, perut atau kepala ? Disebutkan tangan untuk mewakili anggota badan yang lain, karena tangan merupakan anggota badan yang paling banyak dipakai untuk bekerja. Seseorang yang tidak punya dua tangan, sangat susah untuk bekerja dan beraktifitas. Artinya yang membuat celaka Abu Lahab adalah karena perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh tangannya untuk memadamkan cahaya Islam.
Siapa Abu Lahab ?
Abu Lahab adalah satu-satunya musuh Islam yang disebutkan namanya dalam Al Qur’an. Hal ini menunjukkan berapa besar permusuhannya kepada Islam. Begitu juga istrinya walaupun tidak disebutkan namanya. inilah potret keluarga yang paling celaka dalam sejarah kehidupan manusia. suami istri saling bekerja sama bahu membahu untuk menghancurkan Islam dan membungkam kebenaran.
Abu Lahab nama aslinya adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah saw, mempunyai kunyah : Abu Utbah. Dinamakan Abu Lahab karena wajahnya tampan berseri-seri. Lahab artinya api yang menyala-lal. sebagian hali tafsir mengatakan bahwa nama Abu Lahab sesuai dengan kecenderungannya untuk memilih jalan yang menuju nerakan yang mempunyai sifat “Dzata Lahab (yang menyala-nyala), sehingga namanyua sesuai dengan perbuatan tempat kembalinya. (Bersambung…)
*Penulis adalah Direktur Pesantren Tinggi Al-Islam, Pondok Gede, Bekasi. (ahmadzain.com)