Ayat 85, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.” (al-Israa’: 85)
Sebab Turunnya Ayat
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, katanya, ‘”Ketika aku berjalan bersama Nabi saw. di Madinah –beliau bertongkat sebatang pelepah kurma– dan berpapasan dengan sejumlah kaum Yahudi, sebagian dari mereka berkata, ‘Bagaimana kalau kita menanyainya?’ Lalu mereka pun berkata, ‘Ceritakan kepada kami perihal ruh!’ Rasulullah berdiri beberapa saat lamanya sambil menengadahkan kepalanya. Aku tahu beliau sedang menerima wahyu. Setelah selesai, beliau berucap, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.” (306)
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada kaum Yahudi, “Berilah kami sesuatu untuk kami tanyakan kepada orang itu!” Orang-orang Yahudi menjawab, “Tanyai dia tentang ruh!” Maka mereka pun bertanya, sehingga Allah menurunkan ayat, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.” (307)
Kata Ibnu Katsir, “Kedua hadits ini dikompromikan dengan mengatakan bahwa ayat ini turun beberapa kali.” (308)
Demikian pula dikatakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajjar. Atau diamnya Nabi saw. ketika ditanya oleh orang-orang Yahudi diartikan sebgai prediksi beliau akan turunnya tambahan penjelasan mengenai hal itu. Kalau tidak, riwayat Shahih (Bukhari) tentu lebih benar.
Kata saya, “Yang menguatkan hadits yang terdapat dalam Shahih Bukhari adalah fakta bahwa perawinya hadir secara langsung dalam peristiwa tersebut, berbeda dengan Ibnu Abbas.”
Ayat 88, yaitu frman Allah ta’ala,
“Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.” (al-Israa’: 88)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Sa’id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw. didatangi oleh Sallam bin Misykam dan sejulah kaum Yahudi lain (yang beliau sebutkan nama-nama mereka). Mereka mengatakan, “Bagaimana mungkin kami mengikutimu, padahal kamu telah meninggalkan kiblat kami?! Dan apa yang kamu bawa ini kami lihat tidak harmonis seperti keharmonisan Taurat. Maka dari itu, turunkan kepada kami sebuah kitab yang kami kenal. Kalau tidak, kami akan mendatangkan kepadamu seperti kitab yang kamu bawa itu.” Maka Allah menurunkan ayat, “Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.” (309)
306. Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (7297) dalam al-I’tishaam.
307. Shahih, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (3140)
308. Lihat Ibnu Katsir (3/87)
309. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (3/89) tanpa menyebutkan nama-nama kaum Yahudi tersebut. Ia menisbatkannya kepada Ibnu Ishaq. Katanya, “Dalam riwayat ini terdapat kerancuan, sebab surah ini surah Makkiyyah dan seluruh konteks kisahnya mengenai kaum Quraisy, sedangkan kaum Yahudi baru berkumpul dengan beliau di Madinah. Wallahu a’lam.”
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 350 – 351.