Ayat 15, yaitu firman Allah ta’ala,
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri. dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (al-Israa’: 15)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dalam at-Tahmiid dengna sanad yang lemah dari Aisyah, katanya, “Khadijah pernah bertanya kepada Rasulullah tentang anak-anak orang musyrik. Beliau menjawab, ‘Mereka bersama-sama dengan orang tua mereka.’ Kemudian aku bertanya setelah itu, dan beliau menjawab, ‘Allah lebih mengetahui apa yang dahulu mereka perbuat.” Aku kembali bertanya setelah Islam sempurna. Maka turunlah ayat, “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain…’ Dan beliau bersabda, ‘Mereka berada di atas fitrah.’ Atau bersabda, ‘…’di surga.'” (285)
Ayat 26, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (al-Israa’: 26)
Sebab Turunnya Ayat
Ath-Thabrani dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa ketika turun,’ “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,…” Rasulullah memanggil Fatimah lalu memberinya Fadak. (286)
Ibnu Katsir berkata, “Hadits ini rancu, sebab ia mengisyaratkan bahwa ayat ini surah Madaniyyah, padahal menurut pendapat yang masyhur tidak demikian.” (287)
Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal senada dari Ibnu Abbas.
Ayat 28, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas .“ (al-Israa’: 28)
Sebab Turunnya Ayat
Sa’id bin Manshur meriwayatkan dari Atha’ al-Khuraasani bahwa beberapa orang dari suku Muzainah datang meminta Rasulullah memberi mereka hewan tunggangan, tapi beliau menjawab, “Aku tidak mempunyai hewan tunggangan untuk kalian.” Maka mereka pergi dengan air mata bercucuran karena sedih. Mereka mengira hal itu karena Rasulullah sedang marah. Maka Allah menurunkan ayat, “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu…” (288)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari adh-Dhahhak, katanya, “Ayat ini turun tentang orang-orang miskin yang dahulu meminta-minta kepada Nabi saw..” (289)
Ayat 29, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.“ (al-Israa’: 29)
Sebab Turunnya Ayat
Sa’id bin Manshur meriwayatkan dari Sayyar Abul Hakam, katanya, “Rasulullah mendapatkan kiriman pakaian. Karena beliau adalah orang yang sangat dermawan, beliau pun membagi-bagikannya kepada orang-orang. Pada saat itulah datang beberapa orang, tapi barang itu sudah habis beliau bagikan. Maka Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu …'” (290)
Ibnu Mardawaih dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, katanya “Seorang bocah mendatangi Nabi saw. dan berkata, ‘Ibu saya minta ini dan itu.’ Beliau menjawab, ‘Hari ini kami tidak punya apa-apa.’ Anak tersebut berkata, ‘Kalau begitu, ibu saya berkata, ‘Berikan baju Anda kepada saya.” Maka beliau pun menaggalkan bajunya dan menyerahkannya kepada si bocah sehingga beliau hanya dapat tinggal tanpa baju di rumah. Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu…'” (291)
Ibnu Mardawaih juga meriwyatkan dari Abu Umamah bahwa Nabi saw. berkata kepada Aisyah, “Aku menafkahkan apa yang ada di telapak tanganku.” Aisyah menyahut, “Kalau begitu, tidak tersisa apa pun!” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu…” (292)
Zahir riwayat ini menunjukkan bahwa ayat ini surah Madaniyyah.
Ayat 45, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,” (al-Israa’: 45)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Syihaab, katanya, “Apabila Rasulullah membacakan Al-Qur’an kepada kum musyrik Quraisy dan menyeru mereka untuk mengimaninya, mereka berkata dengan maksud mengejek beliau, “Mereka berkata: “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding,…” (Fushshilat: 5) Maka Allah menurunkan ayat, ‘Dan Apabila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur’an,…'” (293)
Ayat 56, yaitu firman Allah ta’ala,
“Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya.” (al-Israa’: 56)
Sebab Turunnya Ayat
Al-Bukhari dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, katanya,'”Dahulu sejumlah manusia menyembah sejumlah jin, lalu jin-jin itu masuk Islam tapi manusia penyembah mereka tetap berpegang kepada agama mereka. Maka Allah menurunkan ayat, “Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah,…'” (294)
Ayat 59, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu . Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu’jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (al-Israa’: 59)
Sebab Al-Hakim, ath-Thabrani, dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas, katanya, “Penduduk Mekah meminta Nabi saw. mengubah bukit Shafa menjadi emas dan meratakan gunung-gunung agar mereka dapat bercocok tanam. Allah berpesan kepada beliau, ‘Kalau kamu menghendaki, kamu dapat memintakan penangguhan buat mereka. Tapi kalau kamu mau, kamu bisa saja mewujudkan permintaan mereka. Dan kalau mereka tetap ingkar, mereka pasti hancur binasa sebagaimana telah Kubinasakan kaum-kaum sebelum mereka.’ Rasulullah menjawab, ‘Aku mau memintakan penangguhan buat mereka.’ Maka Allah menurunkan ayat, “Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami),…'”
Ath-Thabrani dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal senada secara lebih ringkas dari Ibnuz Zubair. (295)
284. Kata Ibnu Katsir (3/5), “Ia surah Makkiyyah kecuali ayat 26, 32, 33 dan 57. Juga dari ayat 73 hingga 80 adalah surah Madaniyyah. Ayatnya berjumlah 111. Imam Bukhari berkata, ‘Adam menuturkan kepada kami… aku mendengar Abdullah bin Mas’ud r.a. berkaa tentang Bani Israel (surah al-Islraa’), al-Kahfi, dan Maryam,’ “Mereka termasuk surah-surah yang pertama kali turun, dan aku membaca mereka sejak dulu.” Ahmad berkata, ‘Abdurrahman menyampaikan kepada kami…aku mendengar Aisyah berkata, ‘Dahulu Rasulullah berpuasa hingga kami mengatakan, ‘Beliau tidak hendak berbuka,’ dan beliau berbuka hingga kami mengatakan, ‘Beliau tidak hendak berpuasa.’ Dan beliau setiap malam biasanya membaca surah Bani Israel dan az-Zumar.” Komentar saya, hadits pertama diriwayatkan oleh al-Bukhari (4708) dalam at-Tafsiir, dan hadits kedua (4874) dalam at-Tafsiir pula.
285. Dhaif. Ibnu Abdil Barr (18/117) dalam at-Tahmiid. Kata al-Qurthubi (5/3959), “Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun tentang al-Walid ibnul-Mughiirah, yang pernah berkata kepada penduduk Mekah, ‘Ikutlah aku dan ingkari Muhammad. Aku yang akan memanggung dosa kalian!’ Maka turunlah ayat ini.” Fadak adalah nama wilayah yang sudah ditaklukkan oleh kaum muslimin, lalu tanahnya dibagikan kepada para anggota pasukan. (Penj.)
286. Dhaif. Al-Haitsami (7/49) dan dinisbatkannya kepada ath-Thabrani, seraya mengatakan, “Di dalamnya terdapat ‘Athiyah al-‘Aufi, dan dia ini “dhaif matruuk.”
287. Ini dikatakan oleh Ibnu Katsir (3/53), seraya menambahkan, “Dugaan paling kuat bahwa itu adalah karangan orang-orang Syiah.”
288. Lihat takhrij ayat 99 surah at-Taubah.
289. Kata al-Qurthubi (5/3976) tentang sebab turunnya ayat ini, “Ibnu Zaid mengatakan bahwa ayat ini turun tentang orang-orang yang dahulu meminta kepada Rasulullah tapi beliau tidak memberi mereka sebab beliau tahu mereka mengeluarkan uang untuk kejahatan.”
Jadi beliau berpaling dari mereka karena ingin mendapat pahala dengan cara menghalangi mereka dan tidak membantu mereka berbuat kejahatan.”
290. Lihat ad-Durrul Mantsuur (4/196). Dalam kitab ini, “Beliau mendapat kiriman gandum.”
291. Disebutkan oleh al-Qurthubi (5/3979), Ibnu Jarir (14/290), dan al-Wahidi (hlm.241).
292. Dalam ad-Durrul Mantsuur (4/197) dengan lafazh senada.
293. Ibnu Katsir mengatakan (3/63), “Al-Hafizh Abu Ya’la al-Maushili berkata, ‘Abu Musa menuturkan kepada kami…dari Asma binti Abu Bakar r.a. bahwa ketika turun ayat: (al-Lahab: 1), Ummu Jamil datang sambil berteriak-teriak dan memegang segenggam kerikil. Ia mengatakan, ‘Kami menentangnya sehingga ia hina, kami abaikan perintahnya, dan kami jauhi agamanya.’ Sementara itu Rasulullah duduk di samping Abu Bakar. Kata Abu Bakar, ‘Wanita ini datang kemari, saya khawatir dia akan melihat Anda.’ Rasulullah menjawab, ‘Dia tidak akan dapat melihatku.’ Lalu beliau membaca beberapa ayat untuk melindungi diri, di antaranya ayat (al-Israa’: 45) Ummu Jamil tiba di dekat Abu Bakar tapi tidak dapat melihat Nabi saw.. Ia lalu berkata, ‘Hai Abu Bakar, kudengar temanmu itu menghinaku.’ Abu Bakar menjawab, “Tidak, demi Tuhan Ka’bah, beliau tidak menghinamu.’ Kemudian Ummu Jamil pergi sambil mengatakan, ‘Quraisy tahu bahwa aku adalah putri pemimpin mereka.” Lihat: ad-Durrul Mantsuur (4/205).
294. Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (4714) dalam at-Tafsiir, dan disebutkan oleh Ibnu Katsir (3/68). Katanya, “Al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang musyrik dahulu mengatakan, ‘Kami menyembah para malaikat, Almasih, dan ‘Uzzair.’ Mereka inilah yang mereka panggil, yakni: malaikat, Almasih, dan ‘Uzair.”
295. Shahih, diriwayatkan oleh al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id (7/50), “Para perawinya adalah perawi hadits shahih.” Juga diriwayatkan oleh al-Hakim (2/362) dan dinyatakan shahih serta disepakati oleh adz-Dzahabi. Juga disebutkan oleh Ibnu Katsir (3/69) dengan riwayat Ahmad, yang merupakan riwayat yang shahih (1/258). Juga oleh Ibnu Jarir (15/74) dalam tafsirnya.”
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 338 – 343.