Surah Thaahaa

Al Quran26

Ayat 1-2, yaitu firman Allah ta’ala,

“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (Thaahaa: 1-2)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika masih awal-awal wahyu turun kepada Nabi saw., beliau berdiri di ujung kakinya (berjinjit) ketika shalat. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.”

‘Abd bin Humaid meriwayatkan dalam tafsirnya dari ar-Rabi’ bin Anas bahwa dahulu Nabi saw. bergantian mengangkat kakinya agar dapat berdiri di atas masing-masing kaki, hingga turun ayat, “Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.”

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur al-‘Aufi dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang berkata, “Orang itu menjadi susah gara-gara Tuhannya.” Maka Allah menurunkan ayat, “Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (338)

Ayat 105, yaitu firman Allah ta’ala,

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya,” (Thaahaa: 105)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa orang-orang Quraisy berkata, “Hai Muhammad, apa yang dilakukan Tuhanmu terhadap gunung-gunung itu pada hari kiamat?” Maka turunlah ayat, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung,” (339)

Ayat 114, yaitu firman Allah ta’ala,

“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu , dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (Thaahaa: 114)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi bahwa dahulu apabila Jibril turun membawa wahyu, Nabi saw. meletihkan dirinya karena menghafalnya sehingga beliau mengalami kepayahan karena khawatir Jibril naik ke langit sebelum beliau menghafalnya. Maka Allah menurunkan ayat, “..dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an..” (340)

Dalam surah an-Nisaa’ telah disebutkan sebab lain, dan ini lebih shahih. (341)

Ayat 131, yaitu firman Allah ta’ala,

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Thaahaa: 131)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Mardawaih, al-Bazzar, dan Abu Ya’la meriwayatkan dari Abu Rafi’, dia berkata, “Nabi saw. menjamu seorang tamu, lalu beliau mengutus saya kepada seorang Yahudi untuk berutang tepung yang akan dibayar pada bulan Rajab. Kata si Yahudi, ‘Tidak bisa, kecuali dengan gadai.’ Saya pun menghadap Nabi saw. dan memberi tahu beliau. Beliau bersabda, ‘Demi Allah, aku sungguh terpercaya di langit dan terpercaya di bumi.’ Belum sempat saya keluar dari rumah beliau, ayat ini sudah turun.” (342)

337. Kata al-Qurthubi (6/4335), “Ia surah Makkiyyah menurut pendapat seluruh ulama.”

338. Ibnu Katsir menyebutkan semua riwayat ini (3/201), dan mengatakan, “Juwaibir menuturkan dari adh-Dhahhak, ‘Ketika Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah, beliau dan para sahabat berdiri membacanya. Maka orang-orang musyrik Quraisy berkata, ‘Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada Muhammad kecuali untuk membuatnya susah!’ Maka Allah menurunkan ayat, (ayat 1-2). Al-Qurthubi (6/4339) berkata, “Dahulu Nabi saw. dan para sahabatnya mengikatkan tali di dada mereka ketika shalat malam karena saking panjangnya shalat mereka, lalu hal itu dihapus dan diganti dengan kewajiban shalat fardhu, maka turunlah ayat ini.”

339. Lihat ad-Durrul Mantsuur (4/337).

340. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (3/236), dan riwayat ini ada yang menguatkannya dalam ash-Shahih. Ia terdapat dalam Shahih al-Bukhari (5) dalam Bad’ul Wahyi dan Muslim (448) dalam ash-Shalaah.

341. Lihat surah an-Nisaa’.

342. Dhaif, disebutkan oleh al-Haitsami (4/126) dalam Majma’uz Zawaa’id, di dalamnya terdapat Musa bin ‘Ubadah az-Zaidi seorang yang lemah. Lihat Ibnu Jarir (16/169). Kata al-Qurthubi (6/4438), “Tidak bisa diterima kalau ini dikatakan sebagai sebab (turunnya ayat ini), sebab surah ini surah Makkiyyah, sedangkan kisah tersebut Madaniyyah dan terjadi di akhir umur Nabi saw. sebab beliau meninggal sementara baju besi beliau tergadai kepada seorang Yahudi…. Kelihatannya ayat ini serasi dengan ayat sebelumnya, yaitu bahwa Allah menegur mereka karena tidak mau menarik pelajaran dari umat-umat silam, lalu mengecam mereka dengan azab yang ditangguhkan, lalu memerintahkan Nabi saw. untuk meremehkan diri mereka, bersabar terhadap perkataan mereka, dan berpaling dari harta benda yang mereka miliki, sebab hal itu akan lenyap dari tangan mereka.”

Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 368 – 370.

Baca Juga