Ayat 205, yaitu firman Allah ta’ala,
“Maka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun.” (asy-Syu’araa’: 205)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dai Abu Jahdham bahwa Nabi saw. terlihat sedang bingung, lalu para sahabat bertanya, dan beliau menjawab, “Mengapa?” Aku bermimpi melihat musuhhku yang berasal dari umatku setelah aku mati.” Maka turunlah ayat 205-207, “”Maka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan.”” Maka hati beliau lega. (423)
Ayat 214, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat.” (asy-Syu’araa’: 214)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa ketika turun ayat, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat.” beliau memulai dari keluarga dan marganya, sehingga hal itu terasa berat atas kaum muslimin. Maka Allah menurunkan ayat 215, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang berimana yang megikutimu.” (424)
Ayat 224, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.“ (asy-Syu’araa’: 224)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur al-‘Aufi dari Ibnu Abbas bahwa pada masa Rasulullah terdapat dua orang yang satu dari kaum Anshar sedangkan yang kedua dari kaum yang lain. Masing-masing punya pengikut sesat dari kaumnya, yaitu orang-orang yang bodoh. Maka Allah menurunkan ayat, “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.” (425)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan hal senada dari ‘Ikrimah.
Ia meriwayatkan dari ‘Ikrimah bahwa ketika turun ayat, “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.” hingga firman-Nya ayat 226,” “…mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengarjakan(nya)?” Abdullah bin Rawaahah berkata, “Allah sudah tahu bahwa aku termasuk golongan mereka.” Maka Allah menurunkan ayat 227, “”Kecuali orang-orang (penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan…,” “hingga akhir surah. (426)
Ibnu Jarir dan al-Hakim meriwayatkan dari Abul Hasan al-Barrad bahwa ketika turun ayat, “Dan penyair-penyair itu, “ “Abdullah bin Rawaahah, Ka’ab bin Malik, dan Hassan bin Tsabit datang menghadap dan berkata, “Wahai Rasulullah, Allah menurunkan ayat ini sementara Dia tahu bahwa kami adalah penyair. Kami celaka!” Maka Allah menurunkan ayat, “ “Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan…” “Rasulullah memanggil mereka dan membacakan ayat itu kepada mereka. (427)
422. Kata al-Qurthubi (7/4965), “Ia surah Makkiyyah menurut jumhur. Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, Makkiyyah kecuali empat ayat yang turun di Madinah, yaitu dari firman-Nya ayat 224 sampai akhir empat ayat.”
423. Kata al-Qurthubi (7/5021), “mereka adalah penduduk Mekah, menurut adh-Dhahhak dan lain-lain.” Lihat ad-Durrul Mantsuur (5/104).
424. Ibnu Katsir (4/62-64) menyebutkan riwayat ini dan melanjutkan dengan memaparkan beberapa jaluryang mencapai delapan hadits.
425. Lihat Ibnu Jarir (19/121). Kata al-Qurthubi, “Ayat ini turun tentang Abdullah ibnuz-Zaba’ri, Musafi’ bin Abdu Manaf, dan Umayyah ibnus-Shalt.” Kata Ibnu Katsir (4/66-67), “Mereka adalah para penyair yang kafir dan diikuti manusia dan jin yang sesat. Kata ‘Ikrimah, “‘Kedua penyair itu saling mengejek, lalu ada sekelompok orang yang mendukung penyair yang ini, juga ada kelompok lain yag mendukung penyair kedua. Maka turunlah ayat ini.'””
426. Lihat al-Qurthubi (7/5033)
427. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (4/67) dan al-Qurthubi (7/5034). Lihat ath-Thabrani (5/35) dalam al-Mu’jamul Kabiir.
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 419 – 421.