Ayat 6, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman: 6)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur al-Aufi dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna ,” bahwa ayat ini turun tentang seorang lelaki Quraisy yang membeli seorang budak wanita penyanyi. (454)
Juwaibir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun tentang an-Nadhr ibnul-Harits yang membeli seorang budak wanita penyanyi. Setiap kali ia mendengar ada orang yang hendak masuk Islam, ia membawanya kepada penyanyinya itu dan berkata, “Beri ia makan dan minum serta nyanyikan lagu untuknya. Ini lebih baik dari apa yang diserukan oleh Muhammad kepadamu: shalat, puasa, dan berperang untuk membelanya.” Maka turunlah ayat ini. (455)
Ayat 27, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Luqman: 27)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa kaum Ahli Kitab bertanya kepada Rasulullah tentang ruh, maka Allah menurunkan firman-Nya di surah al-Israa’ ayat 85, “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.'” Orang-orang itu lalu mengatakan, “Kamu bilang kami tidak dikaruniai ilmu kecuali hanya sedikit, padahal kami telah diberi Taurat, yang merupakan al-hikmah, dan barangsiapa diberi hikmah berarti ia telah diberi karunia yang besar!?” Maka turunlah ayat, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta).” (456)
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Atha bin Yasar bahwa ayat ini turun di Mekah, Lalu setelah beliau hijrah ke Madinah, beliau didatangi pendeta-pendeta Yahudi yang mengatakan, “Kami dengar kamu mengatakan, ‘Dan tidakkah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’ Kami yang kamu maksud, atau kaummu?” Beliau menjawab, “Aku maksud semua.” Kata mereka, “Tapi kamu membaca bahwa kami telah diberi Taurat yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai segala hal?!” Rasulullah bersabda, “Ia, dibanding ilmu Allah, adalah sedikit.” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),,…” (457)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan lafazh ini dari jalur Sa’id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas.
Abusy Syaikh (dalam kitab al-‘Azhamah) dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa orang-orang musyrik berkata, “Ini hanyalah kalimat yang tidak lama lagi akan habis.” Maka turunlah ayat, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ,…” (458)
Ayat 34, yaitu firman Allah ta’ala,
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid bahwa seorang lelaki penduduk padang pasir (suku Badui) datang dan berkata, “Istri saya hamil; beritahu saya, apa jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan? Negeri kami kering kerontang; beritahu saya kapan akan turun hujan! Engkau tahu kapan aku dilahirkan, maka beritahu akau kapan aku mati!” Maka Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;… (459)
453. Kata al-Qurthubi (7/5307), “Ia Surah Makkiyyah, kecuali dua ayat. Kata Qatadah, ‘Awal dua ayat tersebut (Luqman: 27) hingga akhir dua ayat.’ Kata Ibnu Abbas, ‘Tiga ayat yang diawali dari (Luqman: 27).'”
454. Kata al-Qurthubi (7/5309-5310), “Ayat ini turun tentang an-Nadhr ibnul-Harits sebab ia membeli buku-buku bangsa asing yang berisi kisah-kisah tentang Rustum dan Spandiar. Ia berdiam di Mekkah. Kalau orang-orang Quraisy mengatakan bahwa Muhammad berkata anu, dia tertawa lalu menceritakan kepada mereka kisah raja-raja Persia. Ia mengatakan, ‘Kisahku ini lebih baik daripada perkataan Muhammad!’ Hal ini dituturkan oleh al-Kalbi.
Ada yang mengatakan bahwa dia dulu membeli penyanyi-penyanyi wanita. Setiap kali ia mendengar ada orang yang hendak masuk Islam, ia membawanya kepada penyanyinya itu dan berkata, “Beri ia makan dan minum serta nyanyikan lagu untuknya. Ini lebih baik dari apa yang diserukan oleh Muhammad kepadamu: shalat, puasa, dan berperang untuk membelanya.’ Pendapat ini, dan pendapat pertama, jelas membicarakan tentang pembelian. Ada sebagian ulama berpendapat, ‘Pembelian’ dalam aya ini bermakna majaz, sebab ayat ini turun tentang pembicaraan-pembicaraan Quraisy dan ejekan mereka terhadap Islam.”
455. Ibid.
456. Lihat Ibnu Katsir (4/202), al-Qurthubi (7/5333), dan Ibnu Jarir (21/45).
457. Ibid
458. Ibnu Jarir di tempat di atas dengan sanad yang lemah.
459. Ibnu Katsir berkata (4/206), “Ia adalah seorang laki-laki dari perkampungan bani ‘Amir. “Kata al-Qurthubi (7/5340), “Namanya al-Warits bin Amr bin Haritsah.” Lihat at-Tadzkirah (hlm. 84-86) yang kami tahqiq dan dicetak Daarul Fajr Lit-Turats.
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 437 – 440.