Warga Israel Ternyata Sudah Mulai Susah Berbahasa Ibrani

Israel No

Islampos.com – STATISTIK menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari warga Israel mengalami kesulitan berkomunikasi dalam bahasa Ibrani dan kurang dari 50 persen orang dewasa Israel mengakui bahasa ibrani sebagai bahasa ibu mereka.

Angka yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik Israel menunjukkan bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa ibu dari hanya 49 persen warga Israel yang berusia di atas 20 tahun.

Dua puluh tujuh persen warga Israel merasa sulit untuk menggunakan bahasa Ibrani dalam pembicaraan mereka sehari-hari, Biro mengungkapkan.

Ibrani bukanlah bahasa ibu dari 51 persen warga Israel yang usianya kurang dari 20 tahun. Sedangkan bahasa Arab adalah bahasa ibu dari 18 persen orang dewasa Israel, 15 persen warga Israel lahir dari orang tua Rusia, dan dua persen menjadikan bahasa Yiddish sebagai bahasa ibu mereka dan dua persen lebih memilih berbicara dalam bahasa Prancis.

Dua persen dari warga Israel, yang lahir di keluarga yang berbahasa Inggris, sangat mudah beralih ke bahasa Inggris ketika mereka menghadapi kesulitan berbicara dalam bahasa Ibrani.

Sekitar 39 persen dari imigran Rusia berbahasa Ibrani sangat minim kosakata ibrani dengan aksen yang susah dimengerti. Empat puluh delapan persen dari Rusia kelahiran Israel berbicara bahasa Rusia di rumah mereka, dan 38 persen bergaul lebih banyak dengan teman Rusianya.

Rusia memiliki lebih dari 1,5 juta non-Arab Israel. Mereka sebagian besar berimigrasi ke Israel untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Namun, banyak yang memilih Israel sebagai tujuan intermediasi dan biasanya mengajukan permohonan kewarganegaraan ke negara-negara seperti Kanada, Jerman dan Amerika Serikat dan berhijrah dari Israel.

Angka juga menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen warga lansia memiliki masalah membaca dan membalas surat-surat resmi dari pemerintah kota dan organisasi lainnya.

Kegagalan untuk mendorong menggunakan bahasa Ibrani di antara warga Israel sendiri telah membuat khawatir banyak politisi Israel, yang mengkritik pemuda Israel karena mereka gagal mematuhi aturan tata bahasa Ibrani yang benar dan tepat saat berbicara.