Ayat 51, yaitu firman Allah ta’ala,
“Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam (Al-Qur’an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (al-‘Ankabuut: 51)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ad-Darimi dalam Musnad-nya meriwayatkan dari jalur ‘Amr bin Dinar dari Yahya bin Ja’dah bahwa beberapa orang muslim membawa buku yang berisi tulisan tentang apa yang mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Maka Nabi saw. bersabda, “Cukuplah kesesatan buat suatu kaum kalau mereka tidak menyukai apa yang dibawa oleh nabi mereka untuk mereka dan menginginkan apa yang dibawa oleh selain dia untuk kaum selain mereka.” Maka turunlah ayat, “”Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) yang dibacakan kepada mereka?” (444)
Ayat 60, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-‘Ankabuut: 60)
Sebab Turunnya Ayat
‘Abd bin Humaid, Ibnu Abi Hatim, al-Baihaqi, dan Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Ibnu Umar, dia berkata, ‘”Aku pergi bersama Rasulullah hingga kami memasuki salah satu kebun Madinah, lalu beliau memungut beberapa kurma dan memakannya. Lalu beliau bertanya, ‘Ibnu Umar, mengapa kamu tidak makan?’ Aku menjawab, ‘Saya tidak berselera.’ Beliau bersabda, ‘Akan tetapi aku berselera. Ini adalah pagi keempat semenjak aku tidak mencicipi dan menemukan makanan. Kalu mau, niscaya aku berdoa kepada Allah, meminta seperti apa yang ada di istana Kisra dan Kaisar. Bagaimana denganmu, Ibnu Umar, kalau kamu bertemu suatu kaum yang menyimpan rezeki setahun mereka dan lemah keyakinan (iman) mereka?’
Demi Allah, belum lagi kami bergerak hingga turun ayat, “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Lalu Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan aku merengut harta dunia dan tidak pula menyuruhku memperturutkan syahwat. Aku tidak menyimpan satu dinar maupun satu dirham serta tidak menyimpan rezeki untuk esok hari.'” (445)
Ayat 67, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?” (al-‘Ankabuut: 67)
Sebab Turunnya Ayat
Juwaibir meriwayatkan dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa mereka mengatakan, “Hai Muhammad, tidak ada yang menghalangi kami masuk agamamu selain kekhawatiran bahwa orang-orang akan merampok kami karena kami berjumlah sedikit sedang suku Badui lebih banyak jumlahnya daripada kami! Begitu mereka mendengar kabar bahwa kami masuk agamamu, kami pasti dirampok.” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman.” (446)
444. Disebutkan oleh al-Qurthubi (7/5245). Kata Ibnu Katsir (4/155), “Turun tentang orang-orang musyrik. Lihat ad-Darimi (478) dalam al-Muqaddimah.”
445. Dhaif. Ibnu Katsir (4/159) dan al-Qurthubi (7/5250) dengan sanad yang di dalamnya terdapat Atha dari az-Zuhri. Lihat al-Mathalibhul ‘Aliyah (3140).
446. Sanadnya lemah karena Juwaibir. Ad-Durrul Mantsuur (5/163) dan an-Nasa’i (405) dengan sanad yang mengandung kelemahan. Lihat ayat 61 surah al-Qashash.
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 430 – 432.