Jawaban:
Kalimat itu dikatakan mencakup seluruh macam tauhid, baik secara ekplisit maupun implisit karena perkataan seseorang "Asyhadu an laa ilaaha illallah" memunculkan dalam benak bahwa maksudnya adalah tauhid ibadah atau yang dikenal juga dengan tauhid uluhiyah. Kalimat itu juga mencakup tauhid rububiyah karena setiap orang yang menyembah Allah semata, tidak akan menyembah-Nya kecuali kalau dia benar-benar yakin tentang ketuhanan-Nya. Begitu juga mencakup tauhid Asma' dan sifat, karena manusia tidak menyembah kecuali zat yang diketahui berhak untuk disembah, yang mempunyai nama dan sifat. Maka dari itu Ibrahim Alaihis Salam berkata kepada ayahnya, "Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?" (Maryam:42)
Maka tauhid ibadah mencakup tauhid rububiyah dan tauhid Asma' dan sifat.
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 48.