‘Pengakuan Palestina Di PBB, Melegitimasi Perampok Atas Penjajahan Tanah Umat Islam

Islampos – ADA sebuah cerita dimana segerombolan perampok biadab masuk kebun milik seorang muslim. Terjadilah pertarungan dan kemudian datang penengah ingin menunjukkan sikap bijaknya. Yang ditawarkan si penengah adalah agar kebun dibagi antara si perampok dengan pemiliknya (muslim), bahkan kemudian si perampok diakui dan diresmikan sebagai pemilik sah melalui gerombolan si penengah.

Untuk menina-bobokkan si pemilik kebun dengan cara sisa yang ia kuasai, sang penengah juga meresmikan kebun tersebut bersama-sama pemilik rumah dan gerombolan perampok. Bahkan oleh sebagian saudara, kawan, tetangga sesama muslim, juga diakui sebagai pemilik sah sisa kebun rampokan tersebut.

“Itulah Israel sang perampok, dan kebun itu adalah negeri Palestina/Syam secara keseluruhan yang menjadi milik kaum muslimin,” demikian analogi Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menanggapi pengakuan Palestina oleh PBB, kepada Islampos.com, Sabtu (1/12/2012)

Menurutnya, celakalah orang-orang yang mau bersyukur dan bergembira ria atas pengakuan negara palestina oleh PBB, karena hal itu sama dengan membodohi dunia Islam dan meridhoi perampokan Israel ke Palestina.

“Palestina bukan tragedi kemanusiaan, tapi ini adalah perampokan negeri dan tanah kaum muslimin,” sambungnya.

Pengakuan Palestina di PBB adalah drama dan skenario Barat. Solusi jitu permasalahan Palestina tidak bisa diselesaikan dengan pengakuan di PBB, melainkan Israel harus minggat dari negeri Palestina secara keseluruhan, sebab tanah Kharoj tidak pernah boleh berubah status menjadi milik bangsa Yahudi.

“Jika ada upaya sekecil apapun mengarah ke sana, maka ini pengkhianatan kepada Allah, Rasul dan para Syuhada yang dgn tetesan keringat, darah dan nyawa telah membebaskan Palestina dari tangan kaum Kufar,” ungkapnya. (Pz)