Hidayatullah.com — Kembalinya 30 pasangan pengikut Tajul Muluk, tokoh pembawa ajaran Syiah di Kecamatan Omben, Sampang. pada keyakinan semula, Ahlus Sunnah Wal Jamaah (mayoritas warga Madura NU-red) disambut gembira kalangan ulana dan masyayyih pulau garam, Madura.
Menurut KH Ali Karrar Sinhaji, Pimpinan Ponpes Daruttauhid, Pamekasan, semua ulama Madura menyambut baik. Bahkan kalangan ulama mengusulkan adanya santunan untuk mereka.
“Para ulama mengusulan Pemda memberi tunjangan untuk mereka. Sedang anak-anak mereka bisa dimasukkan ke pondok pesantren NU,” demikian penjelasan Abuya, demikian ia akrab disapa kepada hidayatullah.com, Rabu (31/10/2012).
Selain itu para ulama siapt untuk melakukan pembinaan pada mereka, termasuk sisa-sisa pengikut Tajul Muluk yang lain.
Seperti diketahui, 30 pengikut mantan Tajul Muluk, pembawa aliran Syiah di Sampang, Madura telah menyatakan ikrar kembali pada ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Kabar ini disampaikan pertama kali oleh KH. Syaifuddin, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum Kecamatan Omben, Sampang, Madura.
Kembalinya mantan pengikut Tajul Muluk ke Ahlus Sunnah Wal Jamaah ini ditandai pembacaan ikrar pada hari Rabu (24/10/2012) sore, dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Pembacaan pernyataan perpindahan ini dilakukan di Pondok Pesantren Darul Ulum Kecamatan Omben, Sampang.
Haji Abdul Manan, Ketua Tanfidziyah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Omben, yang juga fasilitator pembacaan ikrar ini, menceritakan, kedatangan pengikut Tajul Muluk yang meminta difasilitasi untuk kembali ke ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah dengan alasan selama ini merasa dibohongi dengan ajaran yang dibawa Tajul Muluk.
“Alasan mereka kembali ke Ahlus Sunnah Wal Jamaah ada dua. Pertama mereka mengaku merasa dibohongi selama ini dan kedua, mereka dan keluarganya ingin ketenangan dan aman,” ujarnya.