ERAMUSLIM.COM – Solo, 3/5/2012 – Sejumlah preman yang diketuai oleh Iwan Walet mengeroyok 2 orang anggota sebuah Organisasi Laskar Islam Solo di kampung Kadirejo RT 01/01 Gandekan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Kamis sore 3/5/2012. Satu orang anggota laskar mengalami luka berat dan seorang lagi luka ringan. Korban luka berat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi dan Rumah Sakit Islam (RSI) Kustati Pasar Kliwon Surakarta.
Pemicu pengeroyokan anggota laskar tersebut diduga kuat karena dendam lama kelompok preman di bawah pimpinan Iwan Walet terhadap keberadaan sejumlah laskar Islam di Surakarta yang sering melakukan Razia Pekat (Penyakit Masyarakat).
Pengeroyokan berawal saat dua orang anggota laskar yang bernama Agus Pamuji dan Sandinino pulang dari menghadiri Takziyah. Mereka pulang melewati kampung Kadirejo yang merupakan “Basis Banteng” yang mayoritas bergama Kristen Katholik. Tidak hanya di kampung Kadirejo, Kampung Gandekan – Jebres – Nusukan – Mojosongo notabenya juga merupakan daerah “kekuasaan” mereka dan kesemuanya merupakan Basis Kristen.
Kedua laskar tersebut mengendarai sepeda motor setelah menghadiri Takziah. Saat melintasi lokasi kejadian, sekawanan preman setempat ada yang mengenali 2 anggota laskar itu. Sejumlah preman yang mengetahui mereka langsung melakukan pengejaran dan penghadangan terhadap dua anggota laskar itu sebagai ajang pembalasan.
Karena kalah dalam jumlah massa, membuat Agus dan Sandi kuwalahan menghadapi sejumlah preman tersebut. Keduanya dikeroyok oleh kawanan preman yang menggunakan berbagai macam senjata mulai dari kayu, linggis, dan benda-benda tumpul keras lainnya. Untungnya, Sandi berhasil meloloskan diri dari serbuan puluhan preman, sehingga ia hanya mengalami luka ringan dan robek di kepala. Sementara Agus Pamuji, warga Sukoharjo, Jawa Tengah, menderita luka cukup serius akibat babak belur dihajar para preman tersebut.
Para preman tersebut juga membakar sebuah motor yang dikendarai korban. Polisi yang tiba di lokasi kejadian berhasil mengevakuasi kedua anggota laskar ke rumah sakit serta memadamkan sepeda motor milik Agus yang sudah dibakar sejumlah preman.
Sandinino, warga Semanggi, 23 th, kemudian dilarikan ke IGD Rumah Sakit Islam Kustati Pasarkliwon Surakarta karena luka robek di kepala. Sementara Agus harus dibawa ke RSUD Moewardi. Pengeroyokan 2 orang anggota laskar tersebut kemudian memicu ratusan rekan-rekan anggota laskar lainnya dari berbagai macam Ormas untuk mendatangi lokasi kejadian. Mereka bermaksud mencari Iwan Walet yang dianggap sebagai otak pimpinan pengeroyokan.
Dari pantauan Kru kami dan sumber kami menyebutkan bahwa sampai sore tadi Ratusan laskar masih menyerbu kampung Kadirejo. Dan sampai berita ini kami muat, para laskar yang terjun kelokasi kejadian belum berhasil menemukan Iwan Walet yang dicari. Dan kabar yang malam ini kami dapat, Iwan Walet entah kabur atau “dikaburkan” dari Solo.
Bentrokan ini diduga karena dipicu oleh rangkaian perseturuan sebelumnya, yang melibatkan antara Llaskar Umat Islam dengan kelompok preman pimpinan Iwan Walet. Kelompok laskar yang dikenal dengan nama Tim Hisbah Solo selama ini dikenal sangat aktif melakukan penyisiran dan Razia Pekat (Penyakit Masyarakat) terhadap kantong-kantong perjudian, mabuk-mabukan/Miras dan aktivitas kemaksiatan lainnya di kota Solo.
Sementara itu, Iwan Walet merupakan salah seorang preman Solo yang dikenal karena aktivitasnya dalam dunia perwaletan dan kedekatannya dengan beberapa “Penggede” (orang-orang besar) dan tokoh-tokoh di Solo seperti Wakil Walikota Solo, Kasno (DPRD Solo dari PDI-P), Kusumo (Bos hiburan malam Solo Cafe, Panti Pijat, Diskotik, dll..). dengan kedekatannya itulah yang membuat dia kemudian merasa “Jumawa” (paling hebat).
Iwan Walet sendiri merupakan mantan anggota TNI dari Kostrad yang dipecat secara tidak hormat karena terlibat dalam sejumlah tindak pidana. Dan sampai berita ini kami buat, Kru kami masih melakukan investigasi untuk meng-update berita terbaru.
Saat ini aparat Kepolisian dari Polresta Solo, Jawa Tengah sudah disiagakan dilokasi kejadian dan di Jalan RE Martadinata, Gandekan, Jebres, Solo, Jawa Tengah. (Hrs/Kru FAI)
*Keterangan Gambar diambil dari Muslimdaily : Sejumlah anggota laskar tengah menyisir lokasi kejadian mencari Iwan Walet.
3 Pemuda Muslim Solo Dibacok Preman Kafir
ERAMUSLIM.COM – Solo, 3/5/2012 – Sepuang takziyah, 2 pemuda di bacok puluhan preman kafir, 1 korban yang tidak tau menau masalah pun menjadi sasaran amukan para preman dan terluka parah (3/5/2012). Kejadian tersebut berlangsung tanpa diduga-duga. Sandi dan Tanto sepulang taziyah dari makam Purwoloyo Pucang Sawit yang berkendaraan sepeda motor di hadang puluhan preman di Pasar Tengklik tak jauh dari lokasi pemakaman. Puluhan preman tersebut besenjatakan parang, pedang, balok kayu dan batu. Di sinyalir preman tersebut adalah antek-antek dari Iwan Walet.
Iwan Walet seorang Kristen Katholik adalah mantan Kostrad yang dicopot secara tidak hormat karena sering melakukan tindak pidana. Setelah dia keluar dari Kostrad, dia terjun kedunia perwaletan dan menguasai beberapa Preman Kristen Kafir diSolo.
Sandi terluka di bagian punggung dan kepala yang meninggalkan banyak luka jahitan setelah di larikan ke rumah sakit kustati Surakarta. Sementara ituu tanto yang di sabet pedang terluka di bagian tangannya.
Kejadian yang menimpa Sandi dan Tanto memancing rasa ingin tau Agus warga Polokarto yang mendekat dan kemudian juga menjadi korban kebringasan puluhan preman. (Foto; Sandi)
Berdasarkan pengakuan Agus, dia sebetulnya tau menau apa persoalan sebenarnya. Yang dia tau bahwa dimelihat ada ribut-ribut lalu mendekat karena ignin lebih tau, tiba-tiba ada yang membacok dia.
“Saya sedang sholat di masjid, selepas sholat saya melihat ada ribut-ribut, kemudian saya mendekat. Tau tau saya di lempar batu dan di bacok, saya tersungkur dan tidak tau apa yang terjadi”, Ujar Agus saat diminta keterangannya oleh Kru FAI saat Kamis malam (3/5/2012) masih terbaring di Rumah Sakit.
Korban kemudian di rawat secara intensif di UGD DR. Moewardi Solo karena lukanya yang cukup parah. Keluarga korban tidak menyangka jika Agus turut menjadi korban, Agus di kenal sebagai seorang yang pendiam dan bukan anggota kelaskaran. Keluarga korban menduga, Agus menjadi korban salah sasaran oleh para preman, di karenakan penampilan agus yang berjenggot dan bercelana cingkrang .
Peristiwa yang menimpa para korban mengundang solidaritas aktivis islam dan warga Mojo Pasar Kliwon Surakarta. Para aktivis dan warga berkumpul di masjid Muhajirin untuk menyerbu tempat kejadian mencari pelaku pengroyokan.
Bentrokan pun tidak terelakan. Menurut keterangan Abu Umar Abdullah selaku koordinator jamaah, hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas umat islam, selain itu hal ini juga di picu tidak berpihaknya polisi sebagai penegak hukum kepada umat muslim. Beliau juga menambahkan bahwa polisi tidak serta merta menangkap pelaku pengroyokan padahal jelas-jelas jatuh korban dan seakan-akan melindungi para Preman Kafir yang melakukan penyerangan dan pengeroyokan tersebut.
Hingga berita ini di tulis tempat kejadian di jaga ketat aparat kepolisian, dan korban Agus masih terbaring lemah di RSUD Moewardi Solo. Agus yang dimintai keterangan lebih lanjut juga tidak bisa berbicaraya banyak dan masih terbata bata karena menahan rasa sakitnya di bagian rahang dan kepalannya. Sementara itu polisi masih menjaga ketat lokasi kejadian dengan menurunkan berapa kompi polisi dan intelejen, serta melibatkan Linmas untuk penjagaan. (AS/Kru FAI)