DALAM perspektif syari’ah, bila ada sesosok manusia yang mengaku-ngaku nabi maka dapat dikatakan sebagai orang yang sedang merusak akidah. Ternyata, dalam pandangan dunia kesehatan (mental), sosok seperti itu juga digolongkan terganggu mentalnya alias sakit. Sehingga secara agama maupun kejiwaan jelas rusak, maka kalau aktif berarti rusak lagi merusak, atau sesat lagi menyesatkan. Dan itu sangat membahayakan.
Menurut Dr. Yul Iskandar, Sp.KJ, Ph.D (psikiater dari RS Khusus Dharma Graha, Serpong, Tangerang, Banten), ada kemungkinan orang-orang seperti itu mengalami gangguan bipolar. Salah satu tanda-tanda gangguan bipolar adalah grandiosity (delusi kebesaran), yaitu merasa besar, hebat, dan sebagainya. Wujudnya, ada yang mengaku-ngaku sebagai malaikat, nabi, bahkan wakil tuhan. (http://www.klikunic.com/2010/06/mengapa-banyak-orang-mengaku-nabi.html)
Lalu, mengapa pengidap penyakit mental kronis dan parah seperti ini bisa punya pengikut begitu banyak? Menurut Dr. Yul Iskandar, mereka umumnya memiliki insting yang kuat. Selain itu penderita bisa menyampaikan hal-hal tidak umum yang terjadi pada dirinya dengan cara-cara tertentu dan berulang-ulang seolah-olah masuk akal, sehingga membuat orang lain jadi tersugesti.
Meski penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, namun menurut dugaan para ahli, penyebabnya diduga berkaitan dengan virus yang menyerang otak semasa janin masih berada dalam kandungan atau di tahun pertama sesudah lahir. Barulah sekitar 15 atau 20 tahun kemudian, wujud gangguan bipolar mulai menjelma.
Gangguan bipolar (penyakit mental kronis dan parah) ini lebih sering terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Ada juga yang lebih awal yaitu pada masa kanak-kanak, dan ada pula yang agak lambat yaitu menjelang akhir kehidupannya. Gangguan mental seperti ini oleh penderita dan orang-orang di sekitarnya tidak bisa dikenali sebagai penyakit. Sehingga tidak ada upaya penyembuhan. Padahal, penderita membutuhkan perawatan jangka panjang, bahkan bisa sepanjang hidupnya.
Hasan Assegaf dan Munzir
Contoh paling aktual untuk kasus ini bisa dilihat berita mengenai habib Hasan Assegaf pimpinan Nurul Musthofa dan habib Munzir Al-Musawwa pimpinan Majlis Rasulullah SAW. Keduanya punya banyak jama’ah, cenderung memacetkan jalan dengan dalih pengajian, dan sama-sama dikhabarkan mengaku nabi.
Habib Hasan Assegaf yang diduga mengidap homoseks dan pedofilia ini berkat keberanian Maryam guru ngaji dari Kampung Kandang (Jagakarsa, Jakarta Selatan) terbuka topengnya. Kepada salah satu korbannya AF yang kini berusia 28 tahun, habib Hasan Assegaf pernah mengaku sebagai nabi. Menurut AF, pada suatu hari Hasan Assegaf mengundang dirinya untuk bertamu ke rumah sang habib. Setiba di rumah habib, AF diajak masuk ke dalam kamar.
Di kamar tersebut habib H mengaku Nabi dan mengatakan kepada korbannya untuk meluapkan nafsu pada si Habib.
“Habibnya bilang ia dapat membersihkan setan dalam hati. Bahkan habib mengatakan ‘anggap ane ini harem ente’, itu merusak pola pikir anak-anak,” kata AF.
(http://metro.vivanews.com/news/read/287033-ini-cara-habib-)
Bahkan menurut penuturan AF kepada media massa, habib Hasan Assegaf dapat membersihkan setan yang bersemayam di dalam hati AF.
AF sudah menjadi bagian dari komunitas Nurul Musthofa sejak 2002. Pada tahun 2006, AF memutuskan keluar dan menutupi pengalaman buruk yang pernah terjadi pada dirinya. Namun, beberapa tahun kemudian adik kandung AF berinisial FA (kini 19 tahun) juga menjadi korban keganasan sang nabi palsu ini. Maka, AF pun tidak bisa tinggal diam. Ia membongkar kebejatan sang nabi palsu ini.
Sedangkan khabar pengakuan kenabian habib Munzir Al-Musawwa pimpinan Majelis Rasulullah SAW dapat ditemui pada penuturan jamaahnya sendiri dengan identitas e-mailpemudasuci@yahoo.com yang pernah menulis artikel di mailing list (milis) Majelis Rasulullah. Artikel tersebut mengungkapkan tentang karomah habib Munzir.
Bahkan pada salah satu alineanya ditemukan seuntai kalimat yang membuat pembacanya hinggap pada kesimpulan bahwa habib Munzir sedang membentuk kesan bahwa dirinya adalah Muhammad SAW itu sendiri, sebagaimana dapat ditangkap melalui penuturan berikut:
“… pernah ada seorang wali besar di Tarim, guru dari Guru Mulia Almusnid alhabib Umar bin Hafidh, namanya Habib Abdulqadir Almasyhur, ketika habib munzir datang menjumpainya, maka habib itu yang sudah tua renta langsung menangis, dan berkata: WAHAI MUHAMMAD…! (saw), maka Habib Munzir berkata: saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.., maka habib itu berkata: ENGKAU MUHAMMAD SAW..! ENGKAU MUHAMMAD.. SAW! Maka habib Munzir diam… Lalu ketika Alhabib Umar bin Hafidh datang maka segera alhabib Abdulqadir almasyhur berkata: wahai Umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa), maka Alhabib Umar bin Hafidh hanya senyam senyum… (kalo ga percaya boleh tanya pada alumni pertama DM)…” (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13118500)
Astaghfirullah… rupanya habib Munzir dalam tulisan itu terkesan ingin memberi kesan bahwa di mata pihak ketiga (habib Abdulqadir Almasyhur) yang keberadaannya disebutkan di Tarim Yaman itu, bahwa ia (Munzir) adalah Muhammad SAW. Terkesan, habib Munzir ini mirip dengan ajaran sesat dari Mirza Ghulam Ahmad yang mengakui dirinya sebagai nabi setelah Nabi Muhammad. Secara tidak langsung, karena Munzir mendiamkan saja adanya tulisan di lingkungan situs resmi dia itu (majelis rasulullah) justru dapat dikesankan bahwa Munzir lebih jauh, selain berusaha memberi kesan bahwa ia adalah Muhammad SAW itu sendiri. Lebih dari itu dalam rangkaian tulisan yang ini disebutkan cerita yang maknanya Munzir mengetahui waktu ajal manusia. Luarbiasa sesat.
Profil habib Munzir yang diwarnai cerita-cerita bernuansa khurafat dan kemusyrikan, antara lain ia bisa mengetahui ajal seseorang, bisa meredakan aktifitas gunung Papandayan, mampu mengatasi dukun jahat dan sebagainya, ternyata pada salah satu kesempatan pernah mengatakan bahwa masalah syirik sudah selesai dan tidak perlu dirisaukan lagi. Karena, Rasulullah sendiri, menurut Munzir, sudah tidak merisaukannya lagi. Oleh karena itu, menurut Munzir, bila di masa sekarang masih ada saja orang yang merisaukan bahaya syirik, maka orang itu oleh Munzir dianggap bertentangan dengan Rasululah SAW.[i]
Padahal, faktanya, ancaman bahaya syirik masih saja ada. Bahkan salah satu bahaya itu datangnya dari Munzir sendiri, yang antara lain memberi kesan bahwa ia mampu mengetahui rentang ajal seseorang. Padahal, urusan ajal merupakan kewenangan Allah SWT.
Melalui penuturan pemudasuci@yahoo.com berikut ini, dapat dipastikan bahwa Munzir ingin memberi kesan kepada jama’ahnya bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang ajal manusia: “… ketika orang ramai minta agar habib Umar Maulakhela didoakan karena sakit, maka beliau (maksudnya habib Munzir-red) tenang-tenang saja, dan berkata: habib Nofel bin Jindan yang akan wafat, dan habib Umar Maulakhela masih panjang usianya. Benar saja, keesokan harinya habib Nofel bin Jindan wafat, dan habib Umar Maulakhela sembuh dan keluar dari opname. Itu beberapa tahun yang lalu…”
Itu menandingi ayat ini:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [لقمان/34]
34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS luqman; 34).
Mari kita simak petikan ini:
Kunci-Kunci Ilmu Gaib di Tangan Allah
Kaum muslimin rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan hanya di sisi-Nya lah kunci-kunci ilmu gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia” (QS Al An’aam: 59). Apakah yang dimaksud kunci-kunci ilmu gaib tersebut? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -manusia yang paling memahami Al Quran- menafsirkan bahwa kunci-kunci ilmu gaib tersebut ada lima macam. Beliau bersabda yang artinya, ”Kunci-kunci ilmu gaib ada lima, hanya Allah yang mengetahuinya: tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah, tidak ada yang tahu kapan turun hujan kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal, dan tidak ada yang tahu kapan terjadi hari kiamat kecuali Allah.” (HR Bukhori)
Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Luqman: 34). Para ulama menyebutkan bahwa kelima hal ini disebut dengan kunci ilmu gaib karena kelima hal ini merupakan awal dan pintu gerbang dari hal-hal lain yang mengikutinya.
Adapun nabi, rasul, dan para malaikat, maka terkadang Allah memberitahukan kepada mereka beberapa perkara yang gaib seperti tanda-tanda kiamat yang banyak disampaikan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan lain sebagainya. Namun demikian, ilmu gaib yang Allah sampaikan pada utusan-Nya tersebut hanyalah sebatas yang Allah beri tahukan sehingga tidak mencakup seluruh ilmu gaib yang ada. Allah berfirman yang artinya, “(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS Jin: 26,27)
Kunci Ilmu Gaib Kelima: Tentang Kematian
Kaum muslimin rahimakumullah, kunci ilmu gaib yang terakhir yang hanya diketahui oleh Allah semata adalah tentang kematian seseorang. Kapan dan di mana dia mati? Bagaimana akhir kehidupannya? Apakah dia akan mati di atas kebaikan atau keburukan? Maka hal ini hanya Allah sajalah yang tahu. Kematian ini merupakan awal mula bagi seseorang untuk memasuki alam akhirat. Jika ada yang mengatakan, “Bagaimana dengan orang yang dihukum mati? Bukankah dia telah tahu kapan dia akan mati dan tempat kematiannya?” Maka kembali kami tegaskan bahwa hal ini tidaklah bertentangan. Karena boleh jadi justru dia mati lebih awal sebelum waktu eksekusi dilakukan, atau bisa jadi tiba-tiba dia mendapatkan pengampunan sehingga tidak jadi dieksekusi. Demikian pula dengan tempat kematiannya, bisa jadi dia mati lebih dahulu di tempat yang tidak dia sangka-sangka sebelumnya. Oleh karena itu janganlah seseorang menunda untuk bertaubat walaupun dia telah divonis dengan hukuman mati karena bisa jadi kematian datang lebih cepat dan dia belum sempat untuk bertaubat, na’udzubillah…
Kaum muslimin rahimakumullah, demikianlah sekelumit penjelasan tentang kunci-kunci ilmu gaib yang hanya diketahui oleh Allah ta’ala semata. Barang siapa yang mengaku-ngaku bahwa ia tahu tentang salah satu di antara lima hal ini atau orang yang membenarkan pengakuan tersebut, maka orang tersebut telah kafir jika syarat-syaratnya telah terpenuhi dan tidak ada penghalang untuk memberikan vonis kafir. Oleh karena itu, hendaknya kita berhati-hati terutama dengan maraknya fenomena perdukunan dan dunia ramal belakangan ini. Jangan sampai kita menggadaikan dan menjual agama kita demi mendapatkan informasi yang belum jelas kebenarannya dari dukun dan tukang ramal tersebut. Semoga Allah menjauhkan kita dari dosa kesyirikan baik yang nampak maupun yang tersembunyi, yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui. Amiin ya mujibbassaailiin. [Amrullah Akadhinta] http://buletin.muslim.or.id/at-tauhid-tahun-iii/kunci-kunci-ilmu-gaib-hanya-allah-yang-mengetahuinya
Beberapa Nama
Rupanya, pengidap penyakit mental kronis dan parah (gangguan bipolar) di Indonesia lumayan banyak. Dulu Ada Lia Eden dan Ahmad Moshaddeq yang konon hingga kini belum juga sembuh. Kini pimpinan dua majlis terkenal (NM dan MR) yang konon mempunyai ribuan jama’ah itu, juga mempunyai gejala yang sama.
Mengawali tahun 2012, terbetik kabar ada sosok yang mengaku nabi dari Kampung Tarikolot, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Nama kerennya Maulana Malik Ibrahim, panggilannya pak Sus. Selama ini masyarakat mengenal nama Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu personil Walisongo yang dipercaya sebagai penyebar agama Islam pertama di tanah Jawa. (SI ONLINE edisi Senin, 20 Februari 2012 | 16:59:31 WIB)
Tapi, Maulana Malik Ibrahim yang mengaku nabi ini berasal dari tanah sunda. Bahkan ia juga memperkenalkan semacam kalimat kesaksian berbahasa sunda yang disebutnya Sahadat Sunda, isinya sebagai berikut:
Bismillahir rahmanir rahim
Ashadu sahadat Sunda
Sahadat pamuka alam buyut lembur Mangunsari,
Eusina manusia pasti hurip ning kawas hirup
Keresa dilawangan ku pangraksa milawangan
Ratjamala yaisun seuseuweu putu sasak Sakawayana
Lailla haillallah Ratu Kuncung PUTIH pasti yaa rasuululloh
Sebagaimana layaknya nabi palsu lainnya, pak Sus juga mengaku-aku punya kemampuan luar biasa, yaitu dapat menghidupkan orang mati. Tapi kemampuannya itu tak terbukti. Contohnya, ketika haji Jamal sakit, sang istri meminta bantuan kepada pak Sus alias Maulana Malik Ibrahim ini untuk menyembuhkannya. Haji Jamal adalah pemilik villa di kawasan Gunung Malang. Namun, ketika pak Sus datang menjenguk dan bermaksud mengobatinya, haji Jamal justru meninggal dunia.
Keadaan itu tentu saja membuat istri haji Jamal jadi bertanya-tanya. Namun pak Sus sang nabi palsu ini punya jawaban yang masuk akal: “Ketika sekarat saya panggil-panggil pak Haji tapi tidak mau kembali, jadi bagaimana bisa hidup lagi, sedangkan pak Hajinya sendiri tidak mau kembali (hidup) lagi.”
Begitulah ‘kehebatan’ sosok pengidap gangguan bipolar.
Di tahun 2011, bisa ditemui sosok mengaku nabi seperti Bambang Subagyo dari Tarakan, Kalimantan Timur. Di Lampung ada Mustofa bin Nurdin. Sedangkan di Kediri ada Saifudin Zuhri.
Bambang Subagyo adalah warga jalan Sesanip, Tarakan, Kalimantan Timur yang sehari-hari menjabat sebagai Ketua Aliran Nata Agung. Aliran ini mengaku Islam namun sudah dinyatakan sesat oleh oleh MUI Berau dan MUI Tarakan.
http://www.korankaltim.co.id/read/news/2011/5106/mengaku-rasul-wahyu-jibril-jadi-buku-koperasi.html)
Sekitar awal Maret 2011, markas aliran sesat ini pernah dikunjungi sejumlah pejabat setempat. Yaitu, Walikota Tarakan Udin Hianggio, Ketua MUI Tarakan KH Zainudin Dalila dan Ketua MUI Berau KH Burhanuddin Harahap. Di hadapan para pejabat itu, Bambang Subagyo mengaku dapat berkomunikasi dengan malaikat Jibril dan para nabi, mulai nabi Adam alaihissalam hingga nabi Muhammad SAW.
Bambang Subagyo juga mengaku sudah berkali-kali berkomunikasi dengan malaikat Jibril, yang diutus tuhan. Antara lain Jibril pernah memberinya nama Muhammadsyah dan menyampaikan wahyu dari Allah. Wahyu itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah buku panduan koperasi dengan judul “Pembangunan Manusia Seutuhnya dengan Program Pola Dasar Pengentasan Kemiskinan Menuju Perwujudan Ekonomi dan Kekeluargaan”.
Aliran sesat ini sebelumnya muncul di Berau, Kalimantan Timur pada tahun 2000 dan sudah dinayatakan sesat pada 2003. Namun pada tahun 2010 muncul di Tarakan, dan mencuat ke ruang publik pada tahun 2011 lalu. Ketuanya sama, yaitu Bambang Subagyo alias Muhammadsyah yang mengaku menerima wahyu dari Allah melalui perantaraan Jibril, sebagaimana layaknya seorang nabi. Keberadaannya sudah dinyatakan sesat.
Mustofa bin Nurdin (kini 49 tahun) adalah warga Desa Sukajaya No. 05/07, Kedondong, Pesawaran, Lampung. Ia mengaku Rasulullah kedua alias wakil Nabi Muhammad SAW. Menurut Mustofa, “Kita wajib menolak jika ada yang mengaku nabi setelah Muhammad SAW. Oleh karena itu, untuk memperbaiki umatnya, Allah menunjuk seorang wakil Rasulullah sekarang ini, yaitu saya.” (http://radarlampung.co.id/read/radar/berita-foto/30456-mustofa-petani-dari-pesawaran-yang-mengaku-wakil-nabi-muhammad)
Proses kewakil-nabian Mustofa sudah berlangsung sejak 1982. Ketika itu ia bermimpi diperintahkan tuhan untuk mengikrarkan diri bahwa dirinya adalah Rasulullah kedua. Keesokan harinya, terbangun dari mimpi, Mustofa jatuh sakit. Ia menderita demam. Mimpi di tahun 1982 itu tak terlalu dihiraukannya. Sepuluh tahun kemudian, 1992, mimpi yang sama kembali datang: ia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW yang berbentuk cahaya putih terang dan mengajarkannya mengaji.
Barulah pada tahun 2003, Mustofa merasa ada dorongan kuat yang tanpa disadarinya datang dan memberitahukan cara dan strategi untuk mempersatukan umat manusia sampai tidak ada lagi rasa iri dan dengki.
Sehari-hari, aktifitas Mustofa adalah bertani. Sedangkan istrinya, membuka warung kopi. Di tahun 2003, Mustofa pernah menulis surat kepada presiden RI, juga mengaku pernah mendatangi Kesekretariatan Negara (Sekneg). Bahkan pada tanggal 29 Maret 2011 lalu, Mustofa mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung untuk mengajak berdiskusi menentukan wakil nabi Muhammad SAW.
Menurut Reflianto (Sekretaris MUI Provinsi Lampung), Mustofa memang pernah mendatangi MUI Lampung untuk mengajak berdiskusi dengan para alim ulama dan pejabat tinggi di Lampung, dengan maksud meminta pengakuan bahwa dirinya benar-benar wakil nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, MUI sudah mengarahkan Mustofa agar tidak mengaku sebagai wakil nabi. “Namun, dia tetap tidak mau menerima dan akan terus berjuang sampai dirinya diakui.”
Saifudin Zuhri (sekitar 42 tahun) adalah warga Desa Sentoyo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dulu, ia pelaku kriminal yang biasa disebut bajing loncat, perampok yang menjadikan truk pengangkut barang sebagai sasarannya. Kemudian alih profesi menjadi dukun sakti yang mengaku-aku bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Belakangan ia mengaku nabi. (http://www.surya.co.id/2011/04/19/kerasukan-roh-dukun-mengaku-nabi)
Menurut Sori (35 tahun), Saifudin menyebut dirinya nabi di hadapan para pengikutnya. Hal itu diucapkan sang nabi palsu ini ketika Saifudin dalam kondisi kesurupan atau kerasukan makhluk halus. Saat kesurupan, suara Saifudin berubah menjadi sangat tua. Sebelum kerasukan Saifudin sempat memberitahu seluruh pengikutnya, bahwa sebentar lagi akan ada wahyu atau perintah dari Tuhan yang akan disampaikan. Pada saat kesurupan itu, Saifudin pernah beberapa kali melakukan perbuatan asusila kepada pasien sekaligus murid wanitanya.
Praktik sebagai dukun sakti dilakoninya di kediamannya yang diberi nama Padepokan Linggarjati. Sambil pratik dukun, Saifudin menjajakan ajaran sesatnya. Pemahaman sesat Saifudin juga diajarkan ke berbagai mesjid dan mushalla sekitar, sehingga meresahkan warga. Maka warga pun melaporkan Saifudin Zuhri sang nabi palsu tersebut kepada aparat kepolisian dan majelis ulama setempat. Namun sebelum dicokok, Saifudin sudah keburu kabur.
***
Nasib nabi palsu seperti Bambang Subagyo, Mustofa bin Nurdin dan Saifudin Zuhri memang tidak sebaik nasib orang yang dikhabarkan pernah mengaku nabi atau rela disebut nabi tapi bergelar habib, seperti habib Hasan Assegaf dan habib Munzir Al-Musawwa. Mereka juga berkesempatan tampil di media massa, baik cetak maupun elektronik. Kehadiran orang yang dikhabarkan pernah mengaku nabi atau rela disebut nabi tapi bergelar habib ini biasanya dielu-elukan masyarakat yang jahil (bodoh) dalam hal ilmu agama, kurang waspada, kurang cerdas, namun emosional.
Bahkan, aparat keamanan dan birokrasi seperti Lurah dan Camat, tidak berani menolak permintaan izin mereka kala hendak menggelar pengajian yang merugikan masyarakat sekitar melalui kebisingan yang dihasilkan dan kemacetan yang menyertainya.
Orang yang dikhabarkan pernah mengaku nabi atau rela disebut nabi tapi bergelar habib ini bahkan oleh sebagian elite politik yang lemah iman dan ilmu agama –namun syahwat kekuasaannya tinggi–, malah disowani, dengan harapan mendapat berkah, partainya menang, jabatannya langgeng, dan sebagainya.
Kebodohan seperti itulah yang membuat eksistensi para penganjur kesesatan ini terjaga. Padahal, seharusnya mereka disikapi dengan tegas. Paling kurang, mereka diminta bertobat. Kalau tidak mau bertobat, atau sudah (berpura-pura) tobat namun kenyataannya masih setia pada kesesatannya, maka solusi yang Islami untuk kasus ini adalah diproses secara hukum, divonis, kemudian dilaksanakan vonisnya itu.
(haji/tede/nahimunkar.com)
[i] Bisa dilihat di http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/03/bantahan-terhadap-habib-munzir-al.html
Munzir pernah menerbitkan buku berjudul MENITI KESEMPURNAAN IMAN yang dimaksudkan mengkritisi pendapat Bin Baz tentang Keutamaan Tauhid dan bahaya syirik.
Pada halaman 89-90 Munzir mengatakan “Nabi tidak mengkhawatirkan kesyirikan bagi kaum muslimin”.