Seorang khatib terkemuka asal Yaman, Syaikh Abdul Majid Az-Zandani, Selasa (6/7), menolak pembentukan dewan transisi oleh oposisi dan para pemuda Yaman. Syaikh Az-Zandani lebih menyerukan mereka untuk menegakkan negara Islam, bukan negara sipil modern.
“Sesungguhnya dewan negara tidak akan memiliki legitimasi, namun hanya diakui oleh masyarakat Arab dan internasional. Dalam hukum negara, memilih pemimpin adalah haknya rakyat. Hukum masyarakat untuk masyarakat. Tapi dalam Islam, hukum masyarakat harus diatur dengan hukum Allah,” jelas Syaikh Az-Zandani yang tidak mengakui pendirian negara sipil modern yang diusung oleh oposisi dan pemuda Yaman, sebagaimana dikutip oleh Islammemo.cc, Selasa (6/7).
Syaikh Az-Zandani dikenal sangat menolak seruan pembentukan negara sipil. “Kami menginginkan negara Islam, bukan negara sipil. Kami menginginkannya karena kami bukanlah orang-orang kafir,” tambahnya.
Syaikh Abdul Majid Az-Zandani adalah termasuk salah seorang paling dicari oleh Amerika karena dianggap sebagai teroris. Ia juga menolak penyatuan antara Yaman Utara dan Yaman Selatan dan menolak untuk memberi suara pada undang-undang penyatuan tersebut, karena menurutnya undang-undang tersebut sama sekali tidak mengacu kepada hukum Islam. (Fani/ism)