Wawancara Eksklusif dengan Samuel Dahana, Inisiator HUT Israel

Samuel

Mestinya Kamis sore (12/5/2011), pukul 18.00 WIB akan digelar jumpa pers dengan Ketua Panitia Perayaan Kemerdekaan Israel ke-63, Samuel Dahana alias Unggun Dahana, di Jakarta, Sabtu (14 Mei 2011) ini di sebuah café Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Tapi tiba-tiba saja konferensi pers tersebut dibatalkan, karena alasan suasana yang semakin memanas.

Namun, voa-islam.com bersama wartawan media Islam online lainnya (suara-Islam, Hidayatullah dan Eramuslim) mendapat kesempatan untuk bisa mewawancarai secara eksklusif terkait rencana tersebut. Di Pondok Penus, Taman Ismail Marzuki, kami mencecar dengan pertanyaan, seputar Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Israel ke – 63. Sore itu, Samuel didampingi oleh tiga orang rekannya.

Ketika ditanya, apa maksud dan tujuan Anda memperingati Hari Kemerdekaan Israel ke 63? Dengan tersenyum, Samuel Dahana, lelaki berperawakan gelap itu mengatakan, “Pada dasarnya saya merayakan HUT Israel ke 63 dalam rangka persahabatan dan perdamaian. Jadi tidak ada maksud untuk memprovokasi,” ujarnya.

Lalu, tiba-tiba telepon seluler miliknya berdering. Samuel pun mengangkatnya. Sepertinya ada pertemuan dengan seseorang di depan Atrium, Senen. Entah untuk urusan apa. Wawancara pun dilanjutkan.

“Saya tidak menyangka, sensasinya bisa meledak seperti ini. Yang jelas tujuan saya adalah semata-mata untuk persahabatan dan perdamaian, tidak bermaksud untuk memprovokasi umat lain ataupun menyabarkan permusuhan. Saya sendiri berasal dari keluarga Kristen, tapi ada juga yang muslim. Setiap lebaran, di rumah saya selalu openhouse, ada tradisi salam-salaman. Begitu juga saat Natalan. Jadi, suasana toleransi sudah biasa dalam kehidupan saya,” ungkap Samuel yang mengaku asal Jogya.

Melalui acara ini, kata Samuel, ia ingin Israel bisa mencontoh toleransi di negeri ini (Indonesia). Karena toleransi di negeri kita mungkin satu-satunya di dunia yang tidak dimiliki oleh dunia atau negara lain. “Setidaknya Palestina dan Israel itu bisa mencontoh toleransi seperti kita,”jelasnya.

Lebih lanjut, Samuel mengatakan, acara ini bukan khusus agama Yahudi dan Kristen saja, tapi juga Muslim. Dan sebenarnya, tidak khusus agama tertentu. Acara ini terbuka bagi warga Indonesia pencinta Israel. “Sekali lagi, kami sama sekali tidak ingin memprovokasi umat lain, kita cinta semua.”

Samuel menjelaskan, peringatan Israel tidak pernah direncanakan dalam kurun waktu yang lama. Ide itu, katanya, baru terlintas sebulan belakangan ini. Lagipula, ia hanya membatasi 10 orang saja yang hadir dalam perayaan HUT Israel. “Hanya kecil-kecilan saja, hanya di gedung tertutup.”

Apakah Anda mengatasnamakan lembaga atau kelompok tertentu? “”Ini bukan atas nama lembaga atau kelompok, tapi individu atau personal. Betul-betul murni dari saya. Kebetulan saja ada temen-teman tertarik untuk bergabung dalam rangka kerukunan umat beragama dan perdamaian,” tukas Samuel.

Samuel tidak mengakui adanya komunitas ataupun kelompok diskusi tertentu. “Kami hanya kumpul-kumpul sambil ngeteh bareng saja. Saat ini, baru dua tiga kali bertemu. Orangnya hanya 2-3 orang. Kami hanya kelompok kecil. Diantara kami ada yang pelajar, mahasiswa, dan pengusaha. Pokoknya usia produktif. Dan saya tidak punya keterkaitan dengan partai apapun.”

Merasa banyak hujatan dan teror setelah ia membuat akun Hari Kemerdekaan Israel ke -63 di Facebook, Samuel mengaku tidak gentar. “Kalau saya diserang, saya ini anti kekerasan. Saya tidak akan melawan. kalau dibunuh saya ya mati. Saya tidak kebal peluru kok. Kan ini negara hukum, semua itu ada aturannya. Saya juga tidak perlu menggunakan kuasa hukum. Saya ini hanya orang kecil. Tujuan saya sederhana saja, ingin menghormati Israel, dan terjadinya perdamaian di Palestina.”

Perihal tempat dilaksanakan perayaan kemerdekaan Israel, Samuel mengaku belum tahu sampai sekarang. Persoalannya masih terbentur dalam hal pendanaan alias belum ada donator yang membiayai tempat acara berlangsung.

Samuel membantah, kabar adanya yayasan atau relasi yang akan membiayai HUT Israel itu. “Oh, tidak ada. Tidak ada yang mengenal saya. Hebat betul, jika saya punya hubungan khusus dengan yayasan atau kelompok tertentu yang mau membiaya acara ini.”

Mengenai rangkaian acara yang akan dilakukan, dijelaskan Samuel. Pertama-tama, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, disertai pengibaran bendera Merah Putih, lalu pembacaan teks proklmasi dan Pancasila. Selanjutnya pengibaran bendera Israel.

“Kalau di AS, jika ada bendera asing berkibar di negaranya, maka bendera asing harus lebih rendah dari bendera tuan rumah. Jadi bendera Indonesia tetap harus lebih tinggi dari bendera Israel. Karena bagaimanapun Israel jika berada di Indonesia, harus tunduk dengan hukum Indonesia,” kata lelaki yang mengaku bekerja di lingkungan migas.

Samuel juga membantah akan mengundang Ahmad Dani seperti yang ramai diisukan di Twitter. Mengingat Ahmad Dani dikabarkan pro zionis Yahudi Israel.

Anda ingin mencari sensasi dan popularitas dari moment ini? “Saya ini seperti anak kecil saja. Jumlahnya hanya lima orang saja. Saya tidak mengira menjadi sensasi sebesar ini, sampe wartawan dari luar negeri datang bertanya pada saya.”

Anda sepertinya pasang badan dan dijadikan tameng bagi agen zionis di Indonesia. Komentar Anda? “Saya sebenarnya tidka pernah berhubungan dengan anggota atau kelompok manapun. Tidak ada itu . Saya ingin membuat acara itu, murni pribadi, tidak ada yang mensponsori,” kata Samuel yang mengaku karyawan freelance, dan sudah berpindah tempat di 15 perusahaan di Indonesia.

Atau sepertinya Anda menjadikan isu ini sebagai testcase saja? “Oh nggak. Saya tidak ingin melihat reaksi masyarakat.

Atau ini modus untuk sebuah pengalihan isu? “Lagi-lagi, bukan pengalihan isu. Lha, saya jarang nonton TV, apalagi yang namanya politik,” kata Samuel yang mengaku sebagai Jemaah Gereja Kristen Jawa di Bandung. Ia khawatir, pihak gereja tempat Samuel melakukan kebaktian akan marah. Ia tahu, jemaah gereja Kristen Jawa itu orangnya kalem-kalem.

Red: Fani
Sumber: Voa-islam.com