
Kasus pelarangan jilbab di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo terus menggelinding. Jika sebelumnya MUI Jawa Timur mengeluarkan kecaman keras, kini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo mengancam akan mendemo rumah sakit tersebut jika tak segera mencabut aturan yang dianggap diskriminatif pada karyawan berjilbab.
“Jika pihak rumah sakit tidak menggubris, kami GP Ansor menurunkan massa mendemo RS Delta Surya,” ujar Ketua DPC GP Ansor Sidoarjo M Agus Ubaidillah, sebagaimana dikutip okezone, Selasa (25/10).
Menurut Agus, hanya Ansor saja yang bakal turun jalan. Namun, ormas Islam dan masyarakat Sidoarjo juga akan turun. Dia berharap pihak rumah sakit jangan berlama-lama berpolemik terkait masalah ini.
“Saya kira bukan Ansor saja yang akan turun jalan tapi ormas Islam lainnya. Jadi, segera cabut larangan berjilbab itu. Karena kami khawatir, nantinya masalah ini akan didomplengi isu SARA dan membuat Kabupaten Sidoarjo tidak kondusif,” ujar Agus.
Protes juga dilontarkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo. Menurut Ketua PDM Sidoarjo, sudah seharusnya seorang Muslim memakai jilbab. Sehingga, kebebasan beragama harus diberikan kepada setiap orang.
Sebelum ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur juga menyesalkan peraturan rumah sakit tersebut. Pelarangan itu dinilai sebagai diskriminasi peribadatan bagi umat Islam.
“Nggak boleh ada pihak yang melarang pemakaian jilbab. Itu hak setiap orang. Patut dipertanyakan itu,” kata Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad Bukhori kepada hidayatullah.com, Selasa (25/1).
Lebih tegas, Abdussomad mengatakan, tak ada yang salah dengan pemakaian jilbab. Baik secara etika maupun kinerja karyawan. Karena itu, alasan pelarangan jilbab tidak bisa dibenarkan meski dengan dalih apapun.
Karena itu, MUI berharap agar pihak yang bersangkutan segera menarik peraturanya.
Red: Fani
Sumber: Okezone