Al-Basyir: Syari’at Islam Yes, Sekuler No

Albasyir

Presiden Sudan, Umar Al-Basyir, memberi pilihan kepada Sudan Selatan: bergabung dengan Sudan Utara atau berpisah.

Di sela-sela peresmian masjid Al-‘Arif Billah Idris bin Arbab di Khartoum, Al-Basyir menyatakan bahwa Sudan Selatan ingin memisahkan diri sejak Inggris membuat undang-undang daerah. Perbedaan agama, bahasa dan budaya adalah pemicu utamanya. Karenanya, pemerintah akan memberi kesempatan kepada Sudan Selatan: bergabung atau berpisah.

“Tujuannya bukanlah untuk memisahkan Sudan Selatan, tapi Islam tegak di Sudan,” jelas Al-Basyir, Jum’at (14/01).

Al-Basyir telah beberapa kali menegaskan bahwa penegakan syari’at Islam sudah patent, tidak akan ada negara sekuler di Sudan, tapi yang ada adalah negara tegak di atas syari’at Islam.

“Perkara ini sudah selesai, tidak perlu dibahas lagi,” tegasnya.

Karenanya, Al-Basyir meminta penduduk Sudan Utara untuk menyatukan barisan dan mencurahkan segala daya dan upaya untuk pembangunan dan kebangkitan Sudan.

Di tengah kegiatan tur di kota Al-Qadharif bulan lalu, Al-Basyir menyatakan bahwa syari’at Islam akan menjadi sumber utama hukum di Sudan apabila Sudan Selatan memilih berpisah dari Sudan Utara.

Red: Fani
Sumber: Islammemo