Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a, ia berkata, “Suatu ketika Rasulullah saw. berpidato dihadapan sahabat dan berkata, “Ssesungguhnya Allah telha menyuruh seorang hamba untuk memilih antara kekal di dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisi-Nya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada di sisi-Nya’.”
Abu Sa’id r.a. berkata, “Abu Bakar menangis, kami heran mengapa beliau menangis padahal Rasulullah hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami mengetahui bahwa hamba tersebut ternyata tak lain adalah diri Rasulullah saw. sendiri. Dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta yang paling berilmu di antara kami. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik persahabatannya denganku dan yang rela mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar, andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rab-ku pastilah Abu Bakar yang akan aku pilih, namun cukuplah persaudaraan Islam dan kencintaan karenanya, maka jangan ada lagi pintu-pintu kecil yang mengarah ke masjid melainkan harus ditutup kecuali pintu Abu Bakar saja’,” (HR Bukhari [3654] dan Muslim [2382]).
Kandungan Bab:
- Perintah Rasulullah saw. untuk menutup semua pintu-pintu yang mengarah ke masjid kecuali pintu Abu Bakar, ini merupakah salah satu keistimewaan Abu Bakar r.a. yang menjelaskan keutamaan, kesenioran dan ketinggian martabat beliau di sisi Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.
- Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Ashqalani menukil dalam Fathul Bari (VII/14) perkataan al-Khatabi, Ibnu Bathal dan lainnya sebagai berikut, “Hadits ini menjelaskan keistimewaan Abu Bakar r.a. Di dalamnya terdapat isyarat kuat yang menunjukkan keberhakan beliau menjabat khalifah. Terlebih lagi sabda nabi ini disampaikan di akhir hayat beliau pada saat beliau memerintahkan agar jangan ada yang mengimami mereka shalat selain Abu Bakar r.a.
- Ibnu Hibban beranggapan bahwa pintu adalah kinayah dari khilafah. Ia berkata dalam shahihnya (XV/505), “Sabda Nabi, ‘Tutuplah setiap pintu ke arah masjid selain pintu Abu Bakar,‘ ini merupakan dalil bahwa khilafah sesudah Rasulullah saw. adalah hak Abu Bakar. Karena Rasulullah saw. memupus keinginan siapa saja yang berharap khalifah sepeninggal beliau adalah selain Abu Bakar, melalu sabda Nabi, ‘Tutuplah setiap pintu ke arah masjid selain pintu Abu Bakar’.”
Ini adalah pandangan yang jelas dan takwil yang jauh. Namun sudah pasti banyak dalil-dalil yang jelas atau cukup jelas yang menunjukkan keberkahan Abu Bakar menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw. Allah dan kaum muslimin hanya menghendaki Abu Bakar menjadi khalifah meskipun orang-orang syi’ah itu tidak suka.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 2/579-584.