Matan
وَنُؤْمِنُ بِالبَعْثِ وَجَزَاءِ الأعْمَالِ يَوْمَ القِيَامَةِ، والعَرْضِ والحِسَابِ، وقِرَاءَةِ الكِتَابِ، والثَّوابِ والعِقَابِ، والصِّرَاطِ والميزَانِ
Artinya: “Kita juga mengimani Hari Ba’ats (kebangkitan) dan balasan amal perbuatan pada hari Kiamat, kita juga mengimani ‘ard (ditampakkannya amal perbuatan) dan hisab, pembacaan catatan amal, pahala dan siksa, shirat (jembatan yang membentang di punggung Neraka menuju Surga), dan al-mizan (timbangan).”
Keterangan
Mengimani Hari Kebangkitan, termasuk dari petunjuk yang telah ditetapkan melalui Al-Kitab dan As-Sunnah serta akal dan fitrah manusia. Allah Ta’ala mengabarkan di dalam kitab-Nya yang mulia mengenai Hari Pembangkitan, dan telah menegakkan hujjah tentangnya, juga Allah telah membantah orang-orang yang mengingkarinya melalui Al-Qur’an. Dan para Nabi pun telah bersepakat atas wajibnya iman kepada Hari Kebangkitan. Allah telah memberitahukan tentang Hari Kebangkitan dan Pembalasan ketika Allah menurunkan Adam dari Surga. Allah berfirman,
Artinya: “Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” Allah berfirman, “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”(Al-A’raf 24-25)
Demikian juga yang telah dinyatakan oleh Iblis yang terlaknat,
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
Artinya: “Iblis berkata, “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. Sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” (Shad 79-81)
Adapun Nabi Nuh, beliau mengatakan,
وَاللّٰهُ اَنۡۢبَتَكُمۡ مِّنَ الۡاَرۡضِ نَبَاتًاثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَيُخْرِجُكُمْ اِخْرَاجًا
Artinya: “Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur), kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan pasti.” (Nuh: 17-18)
Ibrahim berkata,
وَالَّذِيْٓ اَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لِيْ خَطِيْۤـَٔتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ
Artinya: “Dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat.” (Asy-Syu’ara: 82)
Allah juga memberitakan tentang penghuni neraka, tatkala para malaikat penjaga neraka itu bertanya kepada mereka,
اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَتْلُوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَا ۗقَالُوْا بَلٰى وَلٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ
Artinya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar, ada,” tetapi ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir.” (Az-Zumar: 71)
Demikian pengakuan orang-orang kafir yang kelak menghuni Jahannam, bahwa para rasul telah memberi mereka peringatan tentang hari perjumpaan mereka dengan para penjaga neraka tersebut. Seluruh Rasul terdahulu telah memberikan peringatan apa yang telah diingatkan oleh nabi Muhammad. Yaitu hukuman bagi para pelaku dosa bahwa mereka akan dibangkitkan.
Beberapa Hujjah dari Al-Qur’an
Diantaranya bahwa Allah Ta’ala berfirman,
وَضَرَبَ لَـنَا مَثَلًا وَّ نَسِىَ خَلۡقَه قَالَ مَنۡ يُّحۡىِ الۡعِظَامَ وَهِىَ رَمِيۡمٌ
Artinya: “Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” (Yasin: 78)
Kalaupun orang yang paling fasih serta berkemampuan untuk membuat untaian kata-kata indah berkeinginan untuk membuat tandingan bagi Al-Qur’an, baik dari segi hujjah, kepadatan makna, peletakan dalil, tentu saja ia pasti tidak akan mempau melakukannya. Karena Allah Ta’ala telah membuka firman-Nya dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh atheis langsung disertai jawabannya. Dalam firman-Nya, “dan melupakan asal kejadiannya” sudah mengandung jawaban. Allah telah menegakkan hujjah-Nya dan menghilangkan kerancuan. Allah berfirman,
قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk” (Yasin: 79)
Kemampuan-Nya memulai penciptaan, dijadikan-Nya hujjah bahwa Allah mampu untuk membangkitkan seluruh makhluk-Nya. Dan kemampuan-Nya menciptakan untuk pertama kalinya dijadikan sebagai hujjah bahwa Allah mampu untuk menciptakan kedua kalinya.
Maka setiap orang yang berakal secara otomatis akan mengetahui bahwa Allah mampu membangkitan ciptaan-Nya untuk kedua kalinya. Karena kalau untuk membangkitkan kembali makhluk-Nya yeng telah mati Allah tidak mampu, maka saat penciptaan yang pertama tentulah lebih tidak mampu lagi. Manakala menciptakan sesuatu mengharuskan untuk menguasai ciptaan-Nya dan mengetahui seluk beluknya, maka Allah berfirman,
وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ
Artinya: Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk” (Yasin: 79)
Allah Maha Mengetahui segala seluk-beluk ciptaan-Nya yang pertama. Maka Allah pun Maha Mengetahui keadaan ciptaan-Nya saat dibangkitan untuk kedua kalinya. Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna Ilmu-Nya dan mumpuni kekuasaan-Nya, maka tidak mungkin bahwa Allah tidak mampu untuk menghidupkan kembali seluruh makhluk melalui tulang-belulang yang berserakan.
Kemudian Allah kembali lagi mempertegas hujjah-Nya untuk membantah pertanyaan orang atheis, “Tulang-belulang kalua telah hancur luluh, materinya secara alami akan kembali menjadi dingin dan kering. Sedangkan kehidupan itu membutuhkan materi dan penopang yang secara alami bersifat panas dan lembab yang menunjukkan bahwa ia akan kembali hidup.” Maka dalam ayat ini Allah Ta’ala membantah mereka. Allah berfirman
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ
Artinya: “Yaitu (Allah) yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (Yasin :80)
Allah memberitahukan bahwa Dia mengeluarkan unsur yang demikian sangat panas dan kering dari pohon hijau yang penuh dengan kelembaban dan unsur yang dingin. Maka sebaliknya, Allah pun dapat membangkitkan sesuatu yang memiliki kelembaban dan unsur yang dingin dari sesuatu yang bersifat kering. Dialah Dzat yang mampu mengeluarkan materi dan unsur ciptaan-Nya, maka ciptaan-Nya tentu akan tunduk kepada-Nya dan tidak menentang dari kehendak-Nya. Dialah Dzat yang mempu melakukan perbuatan yang diingkari dan disangkal oleh orang kafir. Yaitu menghidupkan kembali tulang-belulang yang telah hancur lebur.
Kemudian Allah lebih menguatkan lagi hujjah-Nya bahwa Dialah yang akan membangkitkan seluruh makhluk untuk kedua kalinya pada hari kebangkitan. Allah berfirman,
اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ
Artinya: “Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui.” (Yasin: 81)
Wallahu A’lam
Abdul Akhir Hammad al-Ghunaimi , Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah versi terjemahan