Delapan Karakter Ibadurrahman Dalam Al-qur’an

1. Hidup penuh dengan ketenangan. Hidup rendah diri kepada siapapun. Sifat ini menjadikannya tenang. Menjadinya teman yang baik.

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” ( Al Furqan 63)

2. Selalu benar-benar peduli dalam melaksanakan sholat malam.

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (Al Furqan 64).

Sholat malam merupakan sholat yang paling utama setelah sholat fardu. Karena para ibadurrahman akan merasa sangat kecewa jika tidak mengerjakannya.

3. Selalu takut pada neraka Allah. Khawatir pada murka Allah. Karena itu, selalu berusaha melindingi diri dengan meninggaljan semua yang diharamkan Allah. Selalu beribadah dan berdoa minta perlindungan dari adzab Allah saat manusia dibangkitkan.

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. (Al.Furqan 65)

4. Selalu memberikan nafkah, baik yang wajib maupun sunah. Mereka tunaikan dengan penuh dermawan. Mereka sangat jauh dari bahil, tetapi juga bukan orang-orang yang menghambur-hamburkan hartanya.

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Al Furqan 67)

5. Melindungi dirinya dari segala dosa besar. Terutama syirik, membunuh nyawa yang tidak dihalalkan dan zina. Jangankan melakukan, mendekati pun tidak. Karena menyadari betapa buruknya ketika perbuatan di atas dan betapa besar dosa yang ditimbulkan.

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)” (Al Furqan 68)

Bagi mereka yang sempat terjerumus dari dosa-dosa besar, lalu bertobat dari apa kedholiman yang dilakukan. Meninggalkannya lalu menggantinya dengan ketaatan yang terbaik. Maka mereka akan mendapat kemuliaan dari Allah.

6. Menjauhkan diri dari tempat-tempat dan kelompok yang melalaikan dari mengingat Allah. Jika mereka diuji dengan melewati kaum yang menyia-nyiakan waktu, maka mereka melindungi diri dari hal tersebut.

Sifat ini menunjukan kemulia yang Allah berika kepada mereka. Yang selalu terhindarkan dari majelis-majelis yang mampu mendatangkan kemurkaan Allah.

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Al Furqan 72)

7. Selalu mengangungkan ayat-ayat Allah. Berusaha mengambil manfaat untuk keimanan dan ketaatan dari ayat-ayat Allah.

وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” (Al Furqan 73)

8. Selalu berbuat baik dengan cara mengarahkan kepada Allah dengan doa-doa terbaik. Mengarahkan kebaikan dari Allah untuk dirinya dan kekuarganya.

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al Furqan 74)

Setelah menjelaskan sifat-sifat ibadurrahman, Allah lantas menjelaskan janji balasan kepada mereka.

أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (Al Furqan 75).

Allah menegaskan, mereka yang bisa mendapatkan sifat-sifat ibadurrahman adalah mereka yang senantiasa sabar. Sabar dalam me jauhkan diri dari kemaksiatan, sebagaimana ia sabar dalam istiqomah melakukan ketaatan.

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.

 

 

Sumber: Tadabbur Surah Al-Furqon Ayat 63-75