Adzan adalah satu bentuk ibadah kepada Allah dengan cara mengumandangkan masuknya waktu shalat melalui dzikir tertentu. Adzan merupakan syiar Islam, dan Rasulullah a tidak menyerang suatu kaum yang masih terdengar suara adzan pada kaum tersebut. Diriwayatkan dari Anas RA :
”Bahwa Nabi a ketika menyerang suatu kaum, beliau tidak menyerangnya hingga datang waktu shubuh seraya mencermati. Apabila beliau mendengar adzan, maka beliau tidak menyerang mereka. Sebaliknya apabila beliau tidak mendengar suara adzan, barulah kaum tersebut diserang.” (HR. Bukhari)
Seorang muadzin memiliki keutamaan yang sangat besar. Dia akan diampuni dosa-dosanya sejauh jarak dengar suara adzannya, dan ia akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan shalat bersamanya. Diriwayatkan dari Al-Barra bin Azib bahwasanya Nabi bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mendoakan orang-orang yang berada di shaf terdepan. Muadzin akan diampuni dosa-dosanya sejauh jarak dengar suara adzannya, ia dibenarkan (disaksikan) oleh setiap yang basah (yang tidur) dan yang kering (benda mati) yang mendengarnya dan ia mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan shalat bersamanya.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)
Seorang muadzin juga akan dimuliakan pada hari Kiamat kelak, yaitu ia akan menjadi orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat. Diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan ia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda:
“Muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Berkata Syaikh Zakaria Ghulam Qadir Al-Bakistani ;
“Orang yang paling panjang lehernya dapat berarti orang-orang dengan amalan terbanyak. Bisa juga berarti “leher panjang” dalam arti yang sebenarnya, sebab pada hari Kiamat ketika orang-orang sedang menghadapi kesulitan dan dalam keadaan berdesak-desakan, di antara mereka ada yang berkeringat sampai lehernya, ada yang berkeringat sampai daun telinganya, dan ada pula yang terbenam oleh keringatnya. Dalam kondisi seperti itu para muadzin adalah orang-orang dengan leher terpanjang dan kepala tertinggi. Mereka menantikan izin untuk masuk Surga.”
Kalau demikian keutamaan seorang muadzin, maka seharusnya seorang muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan keutamaan tersebut, meskipun dengan mengadakan undian. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah bersabda yang artinya:
”Seandainya manusia mengetahui pahala yang ada di dalam adzan dan shaf (barisan) pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan mengadakan undian, niscaya mereka akan mengadakan undian.” (HR. Muttafaq Alaih)
Sumber: AL-Bayyinatul Ilmiyah Fii Mas’alatil Fiqhiyah edisi Indonesia Ensiklopedi Fiqh Islam oleh Abu Hafizhah Irfan