Tafsir Al Baqarah Ayat 146-147

201801 91ac0de8 1a21 11e4 A5b4 6cca4908a8c2

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ #الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah: 146-147)

Allah memberitahukan bahwa orang-orang yang berilmu dari kalangan Ahlul Kitab mengetahui kebenaran apa yang dibawa oleh Rasulullah, sebagaimana salah seorang di antara mereka mengetahui dan mengenal anaknya sendiri. Masyarakat Arab seringkali mengumpamakan kebenaran sesuatu dengan ungkapan itu.

Berkenaan dengan hal ini, penulis (Ibnu Katsir) katakan, yang dimaksud dengan firman-Nya: ya’rifuunaHuu kamaa ya’rifuuna abnaa-aHum (“Mereka mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka iendiri.”) Yaitu dari anak-anak orang lain secara keseluruhan. Tidak ada seorang pun yang ragu untuk mengenal anaknya sendiri ketika ia melihatnya berada di tengah-tengah anak-anak orang lain.

Setelah Allah swt. memberitahukan dengan kepastian dan keyakinan tentang pengetahuan mereka itu, mereka masih juga: layaktumuunal haqqa (“menyembunyikan kebenaran”) artinya, mereka menyembunyikan sifat Nabi yang terdapat dalam kitab-kitab mereka. Wa Hum ya’lamuun (“padahal mereka mengetahui”)

Selanjutnya Allah Ta’ala meneguhkan dan memberitahukan kepada Nabi-Nya dan juga orang-orang yang beriman bahwa apa yang dibawa Rasul-Nya itu adalah suatu kebenaran yang tidakperlu lagi diragukan, di mana Dia berfirman: al haqqu mir rabbika falaa takuunanna minal mumtariin (“Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu.”)

 

Sumber: Diadaptasi dari Tafsir Ibnu Katsir, penyusun Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ishak Ali As-Syeikh, penterjemah Ust. Farid Ahmad Okbah, MA, dkk. (Pustaka Imam As-Syafi’i)