Penaklukan Konstantinopel kedua kalinya di akhir zaman termasuk salah satu tanda kiamat. Ia merupakan peristiwa besar sekaligus unik, karena amat berbeda dengan penaklukan di masa Sultan Muhammad Al-Fatih. Pada penaklukan Konstantinopel yang pertama, khilafah Utsmaniyah mengerahkan kekuatan militer yang besar, dengan dukungan persenjataan paling modern dan terlibat pertempuran dahsyat. Bukan meriam raksasa yang meruntuhkan benteng Konstantinopeldi akhir zaman, melainkan teriakan tahlil dan takbir yang gegap gempita memenuhi udara.
Sebagaimana di jelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
سَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَحْرِ ؟ قَالُوا : نَعَمْ ، يَا رَسُولَ اللهِ . قَالَ : لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ ، فَإِذَا جَاءُوهَا نَزَلُوا ، فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلَاحٍ وَلَمْ يَرْمُوا بِسَهْمٍ ، قَالُوا : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ، فَيَسْقُطُ أَحَدُ جَانِبَيْهَا الَّذِي فِي الْبَحْرِ ، ثُمَّ يَقُولُوا الثَّانِيَةَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ . فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا الْآخَرُ . ثُمَّ يَقُولُوا الثَّالِثَةَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ . فَيُفَرَّجُ لَهُمْ ، فَيَدْخُلُوهَا فَيَغْنَمُوا ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْمَغَانِمَ إِذْ جَاءَهُمُ الصَّرِيخُ ، فَقَالَ : إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ ، فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ وَيَرْجِعُونَ )رواه مسلم في صحيحه(
“Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang sebagiannya terletak di darat dan sebagiannya di laut? Para sahabat menjawab, “Pernah wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi, sehingga kota itu di serang oleh tujuh puluh ribu orang dari Bani Ishaq. Ketika mereka telah sampai disana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu anak panahpun. Mereka hanya berkata Laa ilaha illallah wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa ilaha illallahu wallahu Akbar, maka jatuhlah pula bagian kota yang berada di darat. Kemudian mereka berkata lagi Laa ilaha illallahu wallahu Akbar, maka terbukalah seluruh bagian kota itu, Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba datanglah setan seraya berteriak: “Sesungguhnya Dajjal telah keluar. Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali. (H.R Muslim dalam shahihnya)
Dua kali teriakan tahlil dan takbir pasukan Al-Mahdi yang berkekuatan tujuh puluh ribu prajurit Bani Ishaq mampu meruntuhkan benteng kokoh yang melindungi Konstantinopel di darat dan di lautan. Teriakan tahlil dan takbir yang ketiga menjebol pintu gerbang kota, mengalir dan meluber bak banjir bandang yang menghanyutkan semua hal. Mental penduduk dan pasukan Konstantinopel telah runtuh sebelum atau bersamaan dengan jebolnya pertahanan kota. Kaum muslimin menguasai kota sepenuhnya, menawan semua penduduknya, dan meraih harta rampasan perang yang tak terhitung jumlahnya.
Setelah menaklukan Konstantinopel kaum muslimin akan kembali menaklukan pusat kekuasaan Katholik yaitu Vatikan yang ada di Roma. Sejak dahulu kala kedua pusat kekuasaan Kristen ini terlibat dalam persaingan pengaruh. Meski demikian, tatkala berhadapan dengan kekuatan Islam, mereka senantiasa bersatu. Tatkala imperium Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel dikalahkan oleh kaum muslimin dalam perang Maladzkird (463 H/1071 M) kaisar Romawi Timur meminta bantuan kepada Paus Vatikan. Pasu memobilisasi seluruh raja Kristen Eropa untuk bersatu memerangi islam. Maka, terjadilah Perang Salib yang berlangsung selama dua abad.
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Al-Mahdi membuka lebar-lebar penaklukan Eropa Timur dan Rusia bagi kaum muslimin. Penaklukan kota Konstantinopel oleh pasukan Al-Mahdi akan di susul dengan penaklukan kota Vatikan (Roma) di Italia. Begitu juga penaklukan Roma akan menandai keruntuhan kekuatan Katholik dan Kristen Protestan di Eropa Barat. Satu per satu wilayah Eropa akan dikuasai oleh pasukan Al-Mahdi yang gagah berani.
Syaikh Manshur Abdul Hakim menyebutkan dalam kitabnya “Imam Mahdi fii Muwajahat Dajjal” bahwa penaklukan Vatikan terjadi sebagaimana penaklukan Konstantinopel. Dimana kaum muslimin tidak menggunakan senjata pedang, tombak,atau panah. Kekuatan takbir dan tahlil yang di kumandangkan oleh Pasukan Bani Ishaq mampu merontokkan mental mereka.
Kota Vatikan akan di taklukan sebagaimana tertera dalam hadits Rasulullah yang artinya:
“Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah, tiba-tiba beliau di tanya, “Kota manakah yang akan di taklukan terlebih dahulu , Konstantinopel atau Roma? Beliau menjawab, “Kota Herakliuslah yang akan terkalahkan lebih dulu.” (H.R Ahmad di shahihkan oleh Al-Albani)
Sumber: Zikir Akhir Zaman karya Abu Fatiah Al-Adnani