Rezim Syi’ah Suriah Menjual Daerah Golan Pada Israel Senilai $100 Juta

Shoutussalam – Penjajah Israel membayar sejumlah uang sebesar 100 juta dolar pada Paman buyut Bashar

Assad untuk mendapatkan wilayah Dataran Tinggi Golan sebelum berlangsungnya Perang Enam Hari pada tahun 1967, dilansir dari salah seorang teman dekat mantan Presiden Mesir yang terbunuh, yakni Anwar Sadat.

Menurut situs Albawaba yang berbasis di Yordania, Dr Mahmoud Jame’ menyebutkan bahwa Sadat mendapat penjelasan tentang kesepakatan pembelian tanah perbatasan Suriah – Israel itu.

Jame’, anggota Dewan Konsultatif pertama di Mesir mengatakan, “Suatu pagi Sadat membawa saya bersamanya secara pribadi tanpa pengawalan ke Dataran Tinggi Golan yang berada di wilayah Suriah, dan saya bersumpah pada Tuhan Maha Kuasa bahwa ia saat itu meletakkan tangannya di bahu saya, ketika itu kami berdiri di Dataran Tinggi Golan, dia mengatakan secara harfiah, “Dengar Mahmoud, ini adalah Golan. Mampukah kekuatan apapun dapat menguasainya dengan begitu mudah, bahkan jika itu adalah Israel?”

Teman Sadat itupun menjawab, “Tidak mungkin,” lalu Sadat menjawab, “Saya akan memberitahukan sebuah rahasia berbahaya padamu -Dataran Tinggi Golan dibeli oleh Israel senilai 100 juta dolar. Cek itu diterima oleh Hafez dan Rifa’at al Assad dan mereka simpan dalam rekening mereka di bank Swiss. “

Sebagai imbalannya, Hafez Assad memerintahkan pasukan Suriah segera menarik diri dari Dataran Tinggi Golan dalam perang Juni 1967 tanpa menembakkan satu peluru pun, lalu menyerahkannya pada Israel, lanjut kesaksian Jame’. Fakta itu menceritakan cerita yang berbeda.

“Cerita dan kesaksian saya ini, telah dirahasiakan selama bertahun-tahun hingga pada tahun 1999 saya singgung dalam buku ‘Aku Mengenal Sadat’ tanpa mengungkapkan rincian lebih lengkap.

“Pada tahun 2006, ketika saya tampil di sebuah acara di channel Almihwar, saya memberikan rincian lengkap dengan terus terang.

“Keesokan harinya, channel Almihwar menampilkan Amin Gemayel yang juga mantan presiden Lebanon, dan permasalahn itu pun juga diangkat olehnya. Beliau mendukung kata-kata saya. Lalu saluran Future yang berbasis di Beirut berupaya untuk mengundang saya ke Beirut untuk membahasnya, tapi saya meminta maaf harus menolak undangan itu.”

Sumber-sumber Pro Rezim Suriah sendiri membantahnya dan mengatakan pada situs berita Albawaba bahwa klaim Jame’ itu “tak berdasar” dan bagian dari kampanye untuk menggulingkan rezim Assad.