Ayat 28, yaitu firman Allah ta’ala,
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar ni’mat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?,” (Ibrahim: 28)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Atha bin Yasar, katanya, “Ayat ini turun tentang orang-orang dari suku Quraisy yang terbunuh dalam Perang Badar, ‘Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah…'” (258)
257. Ibnu Katsir menulis (5/683), “Ia surah Makkiyyah.” Kata al-Qurthubi (5/2675), “Seluruhnya surah Makkiyyah menurut pendapat al-Hasan, ‘Ikrimah, dan Jabir. Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, kecuali dua ayat, yang keduanya surah Madaniyyah. Ada yang mengatakan, kecuali tiga ayat yang turun tentang orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya, yaitu firman-Nya, [Ibrahim: 28] hingga firman-Nya, [Ibrahim: 30]”
258. Al-Qurthubi (5/3703), “Yang dimaksud adalah orang-orang musyrik Quraisy dan bahwa ayat ini turun tentang mereka. Ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ali, dan lain-lain. Abuth-Thufail berkata, ‘Aku mendengar Ali berkata, ‘Mereka adalah orang-orang Quraisy yang tewas dalam Perang Badar.’ Ada yang mengatakan, ‘Ayat ini turun tentang dua marga paling keji dari suku Quraisy: Bani Makzum dan Bani Umayyah. Bani Umayyah masih diberi kesempatan hidup beberapa lama, sedangkan Bani Makhzum binasa pada Perang Badar.’ Ini dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib dan Umar ibnul-Khaththab r.a..” Pendapat keempat bahwa mereka adalah orang-orang Arab yang memelik agama Nasrani, yaitu Jabalah ibnul-Aiham dan teman-temannya, ketika ia menampar dan Umar memutuskan menjatuhkan hukuman qishash, tapi ia tidak terima bahkan marah dan akhirnya murtad lalu masuk Kristen dan bergabung dengan bangsa Romawi, bersama-sama sejumlah kaumnya.” Al-Hasan berkata, “Ayat ini umum tentang semua orang musyrik.”
Ibnu Katsir (2/703-704) memilih pendapat bahwa mereka adalah orang-orang musyrik Quraisy. Dia berargumen dengan hadits Bukhari nomor 4700 dalam at-Tafsiir (8/229).
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 322.