Ayat 16, yaitu firman Allah ta’ala,
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.“ (as-Sajdah: 16)
Sebab Turunnya Ayat
Al-Bazzar meriwayatkan dari Bilal, dia berkata, “Ketika itu kami duduk di masjid, sementara beberapa sahabat Rasulullah shalat setelah maghrib sampai isya’. Maka turunlah ayat ini, ‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya.'”
Dalam sanadnya ada Abdullah bin Syabib, lemah. (461)
At-Tirmidzi meriwayatkan (seraya menyatakan shahih) dari Anas bahwa ayat ini, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, ” turun tentang menunggu shalat yang disebut shalat al-‘atamah. (462)
Ayat 18, yaitu firman Allah t’ala,
“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama.” (as-Sajdah: 18)
Sebab Turunnya Ayat
Al-Wahidi dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari jaur Sa’id ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas bahwa al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu’ith berkata kepada Ali bin Abi Thalib, “Aku lebih kuat daripada kamu, lebih pandai berbicara dan lebih berguna bagi pasukan daripada kamu!” Ali menghardiknya “Diam! Kamu adalah orang fasik!” Maka turunlah ayat, “Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama.” (463)
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Atha bin Yasar.
Ibnu Adi dan al-Khatib dalam Taariikh-nya meriwayatkan hal serupa dari jalur al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas.
Al-Khatib dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Ibnu Luhai’ah dari Amr bin Dinar dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun tentang Ali bin Abi Thalib dan Uqbah bin Abi Mu’ith, yaitu mengenai percekcokan yang terjadi antara mereka. Demikianlah dalam riwayat ini disebutkan bahwa ia turun tentang Uqbah bn Abi Mu’ith, bukan al-Walid. (464)
Ayat 28, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan mereka bertanya: “Bilakah kemenangan itu (datang) jika kamu memang orang-orang yang benar?” (as-Sajdah: 28)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa para sahabat berkata, “Pada suatu hari nanti kita akan dapat hidup tenang dan senang.” Maka orang-orang musyrik berkata, ‘Kapankah kemenangan itu (datang) jika engkau orang yang benar?” Maka turunlah ayat ini.” (465)
460. Al-Qurthubi mengatakan (7/5342), “Ia surah Makkiyyah kecuali tiga ayat yang turun di Madinah, yaitu firman-Nya ayat 18, hingga habis tiga ayat.” Kata Ibnu Katsir (4/209), “Al-Bukhari meriwayatkan dalam Kitaabul Jum’ah… dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. biasa membaca pada waktu fajar hari Jumat (surah as-Sajdah dan surah al-Insan). Diriwayatkan oleh Muslim.” Menurut saya, hadits ini shahih, muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (891) dalam al-Jum’ah dan Muslim (880) dalam al-Jum’ah.
461. Dhaif. Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id (7/90). Katanya, “Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari syekhnya: Abdullah bin Syabib, dan ia ini lemah.” Lihat ad-Durrul Mantsuur (5/75).
462. Shahih. At-Tirmidzi (3196) dalam at-Tafsiir. Katanya, “Hasan shahih ghariib.” Lihat Ibnu Katsir (4/213).
463. Lihat al-Wahidi (hlm. 293), dan dinisbatkan oleh as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsuur (5/177) kepada Ibnu Adi dan al-Khathib; dan riwayat ini lemah.
464. Kata al-Qurthubi (7/5364), “Ini berarti ayat ini surah Makkiyyah, sebeb ‘Uqbah tidak pernah ke Madinah, ia dibunuh di jalan sepulang Rasulullah dari Perang Badar.”
465. Kata Ibnu Katsir (4/220), “Ini adalah ucapan orang-orang musyrik, ‘Kapan kamu mengalahkan kami, hai Muhammad?”‘ Kata al-Qurthubi (7/5371), “Qatadah berkata, “‘Yang dimaksud dengan al-fathu adalah umrah qadha’.’ Ada yang berpendapat, ‘Yaumul Fath adalah Perang Badar atau Fathu makkah. Di Badar mereka terbunuh, sementara pada Fathu Mekkah mereka melarikan diri sehingga dikejar oleh Khalid ibnul-Walid dan dibunuhnya.'”
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 441 – 443.