Asbabun Nuzul Surah al-Jaatsiyah

Al Quran26

Ayat 23, yaitu firman Allah ta’ala,

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatiya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (al-Jaatsiyah: 23)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnul Mundzir dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Sa’id bin Jabir yang berkata, “Dahulunya, selam kurun waktu tertentu, orang-orang Quraisy menyembah batu. Pada saat mereka menemukan ada sesuatu (batu) yang lebih baik, maka mereka meninggalkan penyembahan yang pertama dan beralih kepada yang baru. Terhadap mereka itu Allah lalu menurunkan ayat ini.”

Ayat 24, yaitu firman Allah ta’ala,

“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.” (al-Jaatsiyah: 24)

Sebab Turunnya Ayat

Abu Hurairah meriwayatkan, “Orang-orang jahiliah dahulu biasa mengatakan, ‘Sesungguhnya yang membinasakan kita adalah pergantian malan dan siang.’ Sebagai responsnya, Allah lantas menurunkan ayat, ‘Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.”

Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 504 – 505.