Pasuruan (SI ONLINE) – Menurut Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab, kunci penyelesaian kasus Sampang adalah kalangan Sunni harus tahan diri, sementara pihak Syiah harus tahu diri.
“Kunci Kasus Sampang adalah Sunni tahan diri sedangkan Syiah tahu diri sebab Sampang dan seluruh Indonesia adalah negeri Sunni,” kata Habib Rizieq saat menjawab pertanyaan peserta dalam Daurah Ilmiah “Saatnya Islam Memimpin Dunia” di Pesantren Ihyaussunah, Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (23/9/2012).
“Bagaimana Sunni bisa tahan diri kalau Syiah tidak tahu diri,” lanjut Habib Rizieq.
Untuk menghadapi Syiah dan aliran sejenisnya seperti Ahmadiyah, kata Habib Rizieq, mereka harus diajak kembali kepada Islam dengan jalan diskusi mengenai ajaran Islam yang sebenarnya.
“Bilamana tidak bisa diajak kepada kebenaran bahkan aliran sesat tambah berkembang maka harus disikapi dengan tegas,” tambahnya.
Warga Sampang kembali terlibat bentrok dengan para pengikut Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang, pada Ahad siang (26/8/2012) lalu. Ini adalah bentrok kedua setelah terjadi bentrok pada akhir Desember 2011.
Belasan rumah milik pengikut Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang hangus rata menjadi tanah. Akibat bentrok kedua belah kubu dengan mengunakan senjata tajam ini seorang pengikut Syiah bernama Hamamah (39) tewas di tengah kerumunan masa.
Sekretaris MUI Jawa Timur Muhammad Yunus menyatakan bahwa konflik yang terjadi di Sampang adalah akumulasi dari beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok Syiah.