Alihkan Perhatian Publik dari Skandal Pelecehan Seksual, Vatikan Isukan Perangi Islam

ImageBeberapa pers Barat menilai isu perangi Islam yang dihembuskan oleh Vatikan hanyalah untuk mengalihkan perhatian publik terhadap kasus skandal pelecehan seksual yang sedang membelit para uskup dan pendeta. Selain itu, Vatikan juga dibuat gerah dengan banyaknya para pengikut gereja  yang masuk Islam.   Menurut laporan dari majalah Der Spiegel, di Sekolah Kristen di Jerman, Aloysius Colleg, didapati dari 27 uskup yang ada, 24 di antaranya telah melakukan tindakan pelecehan seksual.
  Kasus itu diperparah dengan pengaduan mantan murid di sekolah itu. Mantan murid di Jerman yang sekarang telah berumur 62 tahun itu mengaku dirinya pernah diperkosa oleh seorang pendeta. Selain itu, ia juga mengadukan temannya, Miguel Abrants, beserta para pastur yang telah bekerjasama melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya dan juga teman-temannya.   Dalam buku Bob Sakra yang ditulis oleh mantan murid (37 tahun) di sekolah itu, juga tertuang pengakuannya bahwa ia pernah mengalami pelecehan seksual oleh sejumlah pendetanya.
  Belum lama ini, Pastur Schneider mengundurkan diri dari jabatannya karena ia terbukti terlibat dalam beberapa kasus pelecehan seksual di gereja dan peguruan tinggi.

Vatikan Sedang Mengalami Krisis Internal

Menurut laporan salah satu stasiun televisi Italia, Ray 24, sejak bertahun-tahun lalu Vatikan telah mengalami krisis internal. Krisis itu disebabkan karena keterlibatan sejumlah uskup dan paus dalam kasus tindakan pelecehan seksual terhadap puluhan anak di bawah umur.

Penyelidikan terhadap kasus itu pun telah dimulai sejak 2 tahun lalu. Para uskup dan paus yang terlibat tak luput dari penyidikan, terutama Paus Rev Jamiili. Paus Rev Jamiili adalah orang yang dekat dengan Vatikan. Ia dikenal sebagai seorang misionaris, bahkan ia membawahi dan mengawasi 267 misionaris di dunia.

Pelecehan Seksual Terhadap Biarawati di Vatikan

Surat kabar Italia, Arribiblaka, juga melaporkan sejumlah kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pejabat Vatikan. Kasus ini tergolong cukup besar karena melibatkan sedikitnya 4 ribu pejabat Vatikan. Korbannya pun bukan hanya anak-anak di bawah umur, tapi juga para biarawati.

Para biarawati yang menjadi korban dipaksa untuk melakukan aborsi guna menutupi skandal pelecehan seksual ini. Skandal ini tidak hanya terjadi di Vatikan, tapi juga di sejumlah gereja Katolik lainnya.

Gereja Katolik yang pernah diisukan dengan kasus ini tersebar di berbagai negara, di antaranya Amerika Serikat, Brasil, Filipina, India, dan Italia.

Maraknya kasus pelecehan seksual di pihak gereja, menuntut Paus Benediktus XVI untuk menutupi kasus itu. Isu perangi Islam pun akhirnya menjadi pilihan untuk mengalihkan perhatian publik dari kasus tindakan pelecehan seksual yang banyak dilakuka oleh para pejabat gereja. (Ism/Fani)