Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih,” (Ali Imran: 77).
Allah Ta’ala juga berfirman, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta,” (Al-Hajj: 30).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan sebuah sumpah untuk merampas harta seorang muslim dan dia berbuat dosa atas sumpahnya itu, niscaya dia akan bertemu Allah dalam keadaan Allah marah kepadanya,” (HR Bukhari [2356] dan Muslim [138]).
Diriwayatkan dari Abu Umamah Iyyas bin Tsa’labah r.a, bahwasanya rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan baginya neraka dan mengharamkan baginya surga.” Seorang lelaki berkata kepada beliau, “Walaupun barang itu sepele, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Walaupun hanya sebatang kayu,” (HR Muslim [137]).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dari Nabi saw. bersabda, “Dosa-dosa besar adalah: berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa, dan sumah palsu,” (HR Bukhari [6675]).
Diriwayatkan dari Imran bin Hushain r.a, dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan sumpah dusta pada saat dia wajib bersumpah, silahkah ia menduduki tempat duduknya dengan wajahnya di dalam neraka,” (Shahih, HR Abu Dawud [3242]).
Kandungan Bab:
- Kerasnya pengharaman sumpah dusta untuk merampas hak seorang muslim meskipun sepele sedang ia mengetahui. Di antara bukti yang menunjukkan hal itu adalah disetarakannya dosa itu dengan syirik kepada Allah.
- Sumpah palsu dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa dan neraka jahannam.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/393-421.