Larangan Durhaka Kepada Orang Tua

Diriwayatkan dari al-Mughirah bin Syu’bah r.a, dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kalian mendurhakai ibu-ibu kalian, kikir tapi suka meminta, membunuh anak perempuan dan Dia membenci kalian mengatakan, ‘katanya dan katanya’, banyak meminta dan menyia-nyiakan harta,” (HR Bukhari [5975] dan Muslim [1715]).

Diriwayatkan dari Abu Bakrah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Maukah kalian aku beritahu tentang dosa besar yang tersebar?’ Kami menjawab, ‘Tentu Ya Rasulullah.’ Lalu Rasulullah saw. menyebutkan tiga perkara: menyukutukan Allah, durhaka terhadap kedua orang tua. Lantas beliau merubah posisinya dan bertelekan kemudian duduk dan bersabda, ‘Ingatlah! yang ketika adalah ucapan palsu. Ingatlah! yang ketika adalah ucapan palsu dan persaksian palsu.’ Beliau terus mengulang-ungulang perkataan tersebut sehingga aku berkata, ‘Beliau tidak akan diam’,” (HR Bukhari [5976] dan Muslim [87]).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda, “Sungguh merugi, sungguh merugi dan sungguh merugi orang yang mendapati kedua orang tuanya telah lanjut usia, salah satu atau keduanya, namun tidak menyebabkan ia masuk surga,” (HR Muslim [2551]).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga dan tidak akan dilihat Allah pada hari kiamat kelak: orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki dayyuts (tidak memiliki sifat cembur),” (Telah ditakhrij pada bab sebelumnya).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Dua perkara yang hukumnya dipercepat semasa di dunia: perbuatan zhalim dan durhaka kepada orang tua,” (Shahih, HR al-Hakim [IV/177]).

Ada beberapa hadits yang termasuk dalam bab ini dari Abdullah bin Umar r.a.

Kandungan Bab:

  1. Sangat diharamkan berbuat durhaka kepada kedua orang tua. Perbuatan ini merupakan dosa besar yang terbesar. Pengkhususan kaum ibu karena mereka memiliki sifat yang lemah dan sangat membutuhkan bakti dari anaknya. Juga karena alasan berbakti kepada ibu lebih diutamakan daripada kepada Ayah.
  2. Barangsiapa mendurhakai orang tua maka ia berhak mendapat hukuman dari Allah di dunia dan akhirat.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/262-262.

Baca Juga