Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Jangan kamu paksa orang sakit untuk makan, sebab Allah-lah yang memberi mereka makan dan minum,” (HR at-Tirmidzi [2040]).
Kandungan Bab:
- Larangan memaksa orang sakit untuk makan dan minum karena ia tidak ada selera makan. Karena orang yang sakit kehilangan selera makan dan minum. Dan kesehatan adalah faktor yang membuat seorang berselera terhadap makanan dan minuman.
- Ibnu Qayyim berkata dalam Zaadul Ma’aad (IV/90), “Beberapa dokter ahli berkata, ‘Sungguh banya sekali faedah dalam sabda Nabi saw. ini yang mengandung hikmah-hikmah ilahi. Hal ini dapat dirasakan terutama oleh para ahli medis dan orang yang mengobati para pasien. Orang sakit sedang kehilangan selera makan dan minum. Ini dikarenakan tabi’atnya sedang sibuk melawan perasaan sakit atau disebabkan anjlok dan berkurangnya nafsu akibat lemah atau hilang semangat jiwanya. Bagaimanapun kondisi orang sakit, tidak dibolehkan memberinya makanan dalam dalam keadaan seperti itu’.”
- Diantara petunjuk Nabi saw. dalam bab ini ialah dengan memberikan makanan yang lembek dan matang bukan yang keras dan mentah, sebab lebih gampang ditelan dan mudah dicerna. Contohnya masakan talbinah, yakni bubur hisaa’ yang terbuat dari campuran susu dan kebanyakan dibuat dari campuran tepung gandum kasar atau dari tepung gandum halus dan terkadang diberi campuran madu. Untuk itu Rasulullah saw. bersabda, “Talbinah berkhasiat mengembalikan semangat orang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan,” (HR Bukhari Muslim [5417] dan Muslim [2216]).
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/199-200.