Nasehat (23): Bersikap Lembut dan Bercanda dengan Keluarga.
Bersikap lembut kepada isteri dan anak-anak merupakan salah satu faktor yang bisa menebarkan iklim kebahagiaan dan eratnya hubungan baik di tengah keluarga. Karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati Jabir agar menikahi wanita yang masih perawan.
Beliau mengatakan: “Kenapa (tidak engkau pilih) perawan (sehingga) engkau bisa mencandainya dan dia mencandaimu, dan engkau (bisa) membuatnya tertawa dan dia membuatmu tertawa”. “Segala sesuatu yang di dalamnya tidak ada dzikrullah adalah sia-sia belaka, kecuali empat perkara: percandaan laki-laki terhadap isterinya…”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencandai Aisyah radhiyallah ‘anha ketika beliau mandi bersamanya. Aisyah berkisah: “Aku dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mandi bersama dari satu gayung untuk berdua (secara bergantian), lalu beliau mendahuluiku sehingga aku katakan “biarkan untukku, biarkan untukku”, ia berkata : sedang keduanya berada dalam keadaan junub”. Adapun canda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada anak-anak kecil maka sangat banyak untuk disebutkan.
Beliau sering menyayangi dan mencandai Hasan dan Husein sebagaimana telah kita singgung di muka. Barangkali ini pula yang menyebabkan anak-anak kecil amat gembira dengan kedatangan beliau dari bepergian.
Mereka segera menghambur untuk menjemput Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih: “Apabila datang dari perjalanan, beliau dihamburi oleh anak-anak kecil dari keluarganya”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekap mereka, seperti diceritakan oleh Abdullah bin Ja’far: “Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dari bepergian, beliau menghambur kepada kami, menghambur kepada saya, kepada Hasan dan Husain, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa salah seorang dari kami di antara kedua tangannya, dan yang lain di belakangnya sehingga kami masuk kota Madinah”.
Bandingkanlah antara hal ini dengan keadaan sebagian rumah yang gersang, tak ada canda, tak ada tawa, kelembutan, juga tidak kasih sayang. Barangsiapa yang mengira bahwa mencium anak-anak akan mengurangi wibawa ayah maka hendaknya ia membaca hadits berikut ini: Dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Hasan bin Ali sedang di sisi beliau terdapat Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka Al-Aqra’ berkata: “Saya memiliki sepuluh anak, saya tidak pernah mencium seorangpun dari mereka”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kepadanya kemudian bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihi, niscaya dia tidak dikasihi”.
Nasehat (24): Menyingkirkan Akhlak Buruk di Rumah.
Salah seorang dari anggota keluarga tidak mungkin bisa lepas dari akhlak buruk dan menyimpang, seperti: dusta, menggunjing, mengadu domba atau yang semacamnya. Akhlak buruk ini harus dilawan dan disingkirkan. Sebagian orang menyangka bahwa hukuman jasmani adalah satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut. Di bawah ini Aisyah radhiyallah ‘anha meriwayatkan hadits -dalam persoalan tersebut- yang penuh muatan pendidikan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mengetahui seseorang anggota keluarganya melakukan sekali dusta, beliau terus memalingkan diri daripadanya sehingga ia mengatakan bertaubat.”
Dari hadits di atas, jelaslah bahwa memalingkan diri dan hijr (memisah, mendiamkan, meninggalkan) dia dengan tidak mengajaknya bercakap-cakap serta memberikan hukuman yang setimpal – dalam hal ini – adalah lebih berpengaruh daripada hukuman jasmani. Karena itu hendaknya para pendidik di rumah merenungkannya.
Sumber: “Arba’uuna Nashihah Lii Ishlahi Al Buyuut” karya Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid cetakan Indonesia “Empat Puluh Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga”