Kerusakan yang bertumpuk-tumpuk, kezaliman yang tindih-menindih, kesyirikan dan bid’ah yang merajalela, dan kemungkaran yang semakin sulit di bendung. Itulah rumit suasana fitnah di akhir zaman. Kebenaran sulit di bedakan dari kebatilan, halal dan haram sulit dipisahkan, hal yang baik bercampur baur dengan hal yang buruk. Pada kebanyakan manusia, hati nurani dan fitrah mereka telah rusak dan terkontaminasi. Akibatnya, mereka tertipu, terpedaya dan terbawa oleh arus fitrah yang ada. Keimanan dan kekafiran seakan bukan perkara yang besar. Bagi mereka, demi tetap bertahan hidup dan meraih kehidupan duniawi yang lebih baik, menjual agama tanpa hargapun tidak menjadi salah.
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda yang artinya:
“Bersegeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datangnya berbagai fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada waktu pagi seseorang masih beriman, tetapi disore hari sudah menjadi kafir, dan pada waktu sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir.” (H.R Muslim dan Ahmad)
Dalam hadits yang lain,
“Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat ada fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari masih beriman namun di pagi harinya ia telah berada dalam kekafiran. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. (H.R Ab Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Ath-Thabarani dan Ibnu Hibban)
Puncak dari segala kemerosotan tersebut adalah tatkala umat islam sudah tidak mengenal lagi shalat, shaum, zakat, penyembelihan hewan kurban, dan kitabullah. Satu-satunya yang masih mereka warisi dari orang tua mereka hanyalah ucapan dua kalimat syahadat. Itupun tanpa memahami makna, syarat-syarat, konsekuensi-konsekuensi dan pembatal-pembatalnya.
Sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadits yang artinya:
Dari Hudzaifah bin Yaman bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam : “Kelak islam akan luntur sebagaimana lunturnya corak warna pakaian, sehingga tidak akan lagi di ketahui apa itu shaum, shalat, penyembelihan, dan shadaqah. Kitabullah benar-benar akan tersisa walau sekedar satu ayat darinya. Maka yang tersisa hanyalah kakek-kakek dan nenek-nenek yang telah tua renta. Mereka mengatakan, “Kami mendapati orang tua kami mengucapkan kalimat ini, yaitu kalimat laa ilaha illallahu, maka kami pun ikut-ikutan mengucapkannya.” (H.R Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Sumber: Zikir Akhir Zaman karya Abu Fatiah Al-Adnani