Pertanyaan:
Saya ingin tahu amalan apa yang bisa menghapus dosa zina, karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Dan saya sedang berada pada keadaan yang sangat sulit, karena penyesalan, dan rasa malu. Saya bersedia melakukan apapun agar terbebas dari maksiat ini. Saya berfikir untuk berangkat umroh, apakah itu dapat membantu saya? Saya juga belum mampu menolak untuk melakukan perbuatan tersebut.
Jawaban:
Alhamdulillah was-Shalaatu was-Salaam ‘alaa Rasulillah wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi, amma ba’du.
Zina adalah salah satu dosa besar, dan salah satu perbuatan yang paling keji. Allah melarang dan mengharamkannya secara jelas dalam Kitab-Nya. Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا () يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا () إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا ()
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat.(.) (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. (.) Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (.)” (Al-Furqan: 68-70)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman,
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina” (Al-Isra: 32)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarangnya, kerasnya larangan Rasulullah ditunjukkan dengan hukuman rajam hingga meninggal bagi pelaku zina yang sudah menikah. Akan tetapi, Allah dengan ampunan dan rahmatnya yang luas, membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang melakukan maksiat, dan menyeru mereka agar kembali pada-Nya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan hal tersebut dalam sabdanya,
“Bahwasanya barang siapa yang bertaubat sebelum tertutupnya pintu taubat. Allah akan mengampuninya.” Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Shahih Muslim, “Barangsiapa yang bertaubat, sebelum matahari terbit dari barat. Allah akan mengampuninya.”
Maka dosa apapun yang dilakukan oleh seorang hamba –termasuk syirik kepada Allah, yang merupakan dosa yang paling besar— jika hamba tersebut bertaubat dengan sungguh-sungguh. Sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya, dan mengampuni maksiat yang telah ia lakukan.
Adapun ungkapan anda yang mengatakan bahwa anda tidak dapat menahan diri dari melakukan perbuatan keji tersebut, ini bukanlah alasan. Karena seseorang tidak mungkin terjerumus dalam suatu keadaan yang menyulitkan secara tiba-tiba, ia melalui proses, sampai akhirnya melanggar apa yang telah Allah tetapkan. Barangsiapa yang meremehkan perkara-perkara seperti khalwat (berdua-duaan), memandang yang diharamkan, tabarruj (menampakkan aurat), berbincang-bincang (dengan yang bukan mahram tanpa alasan syar’i), dan pertemuan-pertemuan yang diharamkan, maka salahkanlah dirinya jika akhirnya ia terjerumus dalam suatu kemaksiatan. Ibnu Muflih berkata, “Barangsiapa yang lebih dahulu mendatangi sebab-sebab fitnah dengan sendirinya, pada akhirnya ia tidak akan selamat dari fitnah tersebut walaupun ia bersungguh-sungguh.”
Maka bertaubatlah kepada Allah, perbanyak istighfar dan amalan-amalan shaleh yang dapat menghapuskan dosa-dosa seperti shalat, puasa, umroh, dan sedekah. Karena dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan menghilangkan kesalahan-kesalahan kita. Allah Subhanahu wa ta’alaa berfirman,
وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Dan dirikanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itu peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)” (Huud: 114)
Dalam Shahih at-Tirmidzi, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bertakwalah kalian kepada Allah dalam keadaan apapun. Dan ikutilah setiap perbuatan buruk dengan perbuatan baik, karena hal itu akan menghapusnya (dosa perbuatan buruk tersebut). Dan berinteraksilah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (Dihasankan oleh al-Albani)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Sedekah sembunyi-bunyi meredakan amarah Rabb-mu.”
“Umrah yang satu ke umrah yang lain menghapus dosa di antar keduanya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dan ketahuilah, bahwasanya di antara tanda taubat yang sungguh-sungguh adalah menjauhi sebab-sebab yang dapat menjerumuskan kita pada perbuatan keji tersebut. Menghindari sarana-sarana yang menjerumuskan kita kepadanya. Seperti pandangan, khalwat, tabarruj, atau berbicara dengan yang bukan mahram (tanpa alasan syar’i). Semuanya adalah perkara yang haram.
Dan ketahuilah, bahwasanya shalat dan dzikir adalah benteng yang menghalangi kita dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Allah Subhanahu wa ta’alaa berfirman,
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah kitab (Al Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-‘Ankabuut: 45)
Disebutkan dalam sebuah hadits, Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria ‘Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya)… “Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah (mengingat, menyebut Allah). Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah.” (Riwayat at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh al-Albani).
Wallahu a’lam.
Sumber: http//fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&OptionId&Id=132007