Tirmidzi berkata dalam Jami’nya, bahwa berkata kepada kami Bandar yang berkata, bahwa berkata kepada kami Muadz bin Hisyam yang berkata, bahwa berkata kepadaku ayahku dari Amir al-Ahwal dari Abu Sidiq an-Naji dari Abu Sa’id al-Khudri Radliyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika orang mukmin menginginkan anak di dalam surga, maka proses kehamilannya, kelahirannya, dan kedewasaannya berlangsung dalam waktu satu jam persis seperti yang diinginkannya.” (Riwayat Tirmidzi dan ia berkata bahwa hadits tersebut hasan gharib)
Ulama berbeda pendapat dalam masalah di atas, sebagian ulama berpendapat, “Di surga hanya ada jimak dan tidak ada kelahiran.” Begitulah yang diriwayatkan dari Thawus, Mujahid, dan Ibrahim Nakh’i.” Penulis berkata, bahwa sanad hadits Abu Sa’id al-Khudri sesuai dengan kriteria hadits shahih dan perawinya bisa dijadikan sebagai hujjah. Namun hadits tersebut sungguh mengherankan. Takwil Ishaq terhadap hadits juga perlu dikaji ulang.
Abu Nu’aim berkata, bahwa berkata kepada kami Abdan bin Ahmad yang berkata, bahwa berkata kepada kami Ahmad bin Ishaq yang berkata, bahwa berkata kepada kami Ahmad Az-Zubairi yang berkata, bahwa berkata kepada kami Sufyan ats-Tsauri dari Abadn dari Abu Sidiq an-Naji dari Abu Sa’id al-Khudri yang berkata, “Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, apakah penghuni surga juga melahirkan karena anak adalah puncak kebahagiaan orang?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, itu semua tidak lebih dari takdir. Jika salah seorang dari kalian menginginkan anak, maka langsung terjadi kehamilan, penyusuan dan dewasa.”
Abu Hajjaj al-Mazi dari hadits tersebut secara tegas menyatakan tidak adanya kelahiran di surga. Orang yang berpendapat tidak ada kelahiran di surga berhujjah sebagai berikut; Pertama, hadits yang diriwayatkan Abu Razin. Kedua, firman Allah ta’alaa,
“Dan untuk mereka di surga ada istri-istri yang suci.” (Al-Baqarah: 25)
Mereka adalah wanita-wanita yang suci dari haidh, nifas, dan kotoran lainnya. Sufyan berkata, bahwa berkata kepada kami Ibnu Abu Najih dari Mujahid, “Mereka bersih dari haidh, tinja, urine, dahak, air ludah, air ovum, dan melahirkan anak.” Ketiga, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa di surga tidak ada air sperma dan tidak ada kematian. Anak diciptakan dari air sperma laki-laki. Jika di surga tidak ada air sperma atau madzi, maka mustahil terjadi kelahiran.
Keempat, bahwa disebutkan dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
“Di surga, tersisa tempat yang luasnya seperti dikehendaki Allah. Kemudian Allah ta’alaa menciptakan makhluk baru dan menempatkan mereka di dalamnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Kelima, bahwa Allah menjadikan proses kelahiran melalui proses haidh dan air sperma. Maka jika di surga, wanita juga hamil, maka haidh mereka berhenti dengan sendirinya dan air sperma ada.
Keenam, bahwa Allah memberlakukan proses perkembangbiakan di dunia karena Dia menentukan kematian dan mengeluarkan mereka ke dunia ini secara berurutan generasi demi generasi. Kesimpulannya bahwa penghuni surga dan neraka tidak mengalami perkembangbiakan.
Ketujuh, Allah ta’alaa berfirman,
“Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucunya yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka.” (Ath-Thuur: 21)
Allah menjelaskan bahwa Dia memuliakan orang-orang beriman dengan mengumpulkan anak cucu mereka di dunia kepada mereka di surga. Jika di surga mereke diberikan keturunan, maka pasti hal tersebut disebutkan dalam al-Qur’an.
Maka hadits tersebut menolak reproduksi seperti di dunia dan tidak menolak kehamilan, kelahiran, dan kedewasaan yang terjadi dalam tempo satu jam. Wallahu a’lam.
Sumber: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. “Hadil Arwaah ila Bilaadil Afraah” atau “Tamasya ke Surga“. Terj. Fadhil Bahri, Lc. Bekasi: Darul Falah. 2015