Malikul Mulk (Pemilik Kekuasaan)

Asmaul Husna

Disebutkan di dalam Al Qur’an sebanyak 2 kali

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ …..

“Katakanlah,  “Wahai Rabb yang mempunyai kerajaan …..” (Ali Imran: 26)

Malikul Mulk berarti pemilik segala kekuasaan dan segala yang ada padanya, Dia-lah pemiliki segala perbendaharaan langit dan bumi, seluruh kebaikan hanya dalam genggaman tangan-Nya, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang dikehendaki.

Perbedaan antara Al Malik (الملك )  dan Al Maalik (المالك) bahwa  Al Maalik adalah yang mengatur dengan perbuatan-Nya, adapun Al Malik adalah yang mengatur dengan perbuatan dan perintah, dan Allah adalah Al Malik dan Al Maalik, maka Dia mengatur dengan perbuatan dan perintah-Nya.

Berdoa dengan Malikul Mulk

Doa Ibadah

1. Hanya Allah satu-satunya penguasa pada hari kiamat

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

“Yang menguasai di hari Pembalasan.” (Al Fatihah: 4).

Kekuasaan-Nya dikaitkan dengan hari pembalasan, karena tidak seorangpun pada hari itu memiliki kekuasaaan sekecil apapun terhadap apa yang pernah dikuasai di dunia.

2. Di antara kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada hamba-Nya bahwa hanya Dia satu-satuNya penguasa pada hari kiamat, karena hanya Dia yang akan memperhitungkan dengan keadilan dan tidak mungkin terjadi kedzaliman pada hari itu.

وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ ….

“….. dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.” (Fushshilat: 36).

3. Nabi melarang umatnya memberi nama dengan Malikul Mulk dan apa yang semakna dengannya

إن أحنع اسم عند الله رجل تسمى ملك الأملاك لا مالك إلا الله عز و جل (رواه البخاري و مسلم)

“Sesungguhnya nama yang paling hina di sisi Allah adalah Malikul Amlak –sebab-tidak ada penguasa- yang hakiki kecuali Allah Azza wa Jalla.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa permohonan

Allah Ta’ala mengajari Rasul-Nya  berdo’a dengan nama  yang agung ini di dalam Al Qur’an karena Allah menjanjikan kepada beliau kekuasaan Persia dan Romawi

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran: 26).

Rasul shallallahu alaihi wa salam pun mengajarkan kepada Mu’adz radhiyallahu anhu agar hutang-hutangnya dapat terlunasi meski sebesar gunung Uhud. (Nabi shallallahu alaihi wa salam  bersabda, “Maukah aku ajarkan kepadamu satu doa yagn engkau berdoa dengannya, di m ana seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Uhud, niscaya Allah akan melunasinya darimu? Ucapkalah wahai Mu’adz

اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رحمن الدنيا و الأخرة و رحيمها، تعطيهما من تشاء و تمنع منهما ما تشاء ارحمني رحمة تغنني عن رحمة من سواك.

“Ya Allah, Engkau pemilik kerajaan. Hargai siapa pun yang Kau kehendaki dan hina siapa pun yang Kau kehendaki, di tangan-Mu kebaikan, karena Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu, Yang Maha Penyayang di dunia dan di akhirat, dan Yang Maha Penyayang di antara mereka. Engkau memberikannya kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan mencegahnya dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Kasihanilah aku dengan rahmat yang cukup kepada saya, tak ada yang dapat memberi rahmat selain Engkau ya Allah.” (HR At Thabrani)

Dengan menyebut nama yang agung ini berarti seseorang sedagn memuliakan dan mengagungkan Allah,  karena dalam hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wa salam disebutkan bahwa bila seorang hamba membaca Al Fatihah lalu ia mengucapkan

ملك يوم الدين

“Yang menguasai pembalasan.” (Al Fatihah: 4)

Maka Allah menjawab, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” (HR Muslim)

Sumber: Muallifah, The Miracle of Asmaul  Husna, Jakarta, Griya Ilmu.