Syarah Asma’ul-Husna: Al-Jabbaar & Al-Hasiib

41. Al-Jabbaar (Yang Maha Perkasa)

Allah ta’alaa berfirman,

Dia-lah Allah Yang tiada Illah (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa…” (Al-Hasyr: 23)

Bagi al-Jabbaar dari asma’-Nya Yang Maha Indah ada tiga makna yang semuanya termasuk dalam nama-Nya;

1. Dia-lah yang mencukupkan yang lemah dan setiap hari yang tertunduk karena-Nya, menjadikan kaya orang yang fakir, memudahkan orang yang mendapat musibah, kesusahan dengan taufik-Nya untuk selalu bersabar dan tabah. Selain itu menggantikan musibahnya dengan pahala yang besar apabila ia melaksanakan kewajibannya (bersabar), memperbaiki hati orang yang tunduk bagi kebesaran dan keagungan-Nya dengan perbaikan yang khusus dan hati orang-orang yang cinta dengan melimpahkan berbagai macam kemuliaan-Nya.
2. Bahwa Dia-lah Yang Maha perkasa, menguasai segala sesuatu.
3. Bahwa Dia Yang Maha Tinggi atas segala sesuatu. Maka jadilah al-Jabbaar, mengandung makna ar-Ra-uuf, al-Qahhaar, dan al-‘Aliy.
4. Terkadang yang dimaksud adalah makna yang keempat ini, yaitu Dia-lah Yang memiliki segala keagungan dari setiap kekurangan, dari persamaan dengan seseorang, dan dari adanya yang setara atau sebanding atau sama atau sekutu pada keistimewaan dan segala hak-Nya.

42. Al-Hasiib (Yang memberi kecukupan dengan kadar yang tepat)

Allah ta’alaa berfirman,

… Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).” (An-Nisaa’: 6)

… Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dia-lah Pembuat perhitungan yang paling cepat.” (Al-An’aam: 62)

Al-Hasiib:
1. Dia-lah yang memberi kecukupan bagi hamba-hamba-Nya segala hal yang sangat mereka perlukan, baik perkara agama maupun dunia, baik mendapatkan manfaat maupun menolak bahaya.
2. Al-Hasiib dengan makna yang lebih khusus adalah yang mencukupkan bagi hamba-Nya yang bertakwa, bertawakkal kepada-Nya, yaitu kecukupan yang khusus, dengan hal itu dapat memperbaiki agama dan (kehidupan) dunia mereka.
3. Al-Hasiib juga bermakna memelihara semua perbuatan hamba-Nya, baik dan buruk serta menghitung amal perbuatan mereka. Jika (amal) perbuatannya baik, baik juga balasannya. Jika perbuatannya buruk, buruk pula balasannya.

Allah ta’alaa berfirman,

Wahai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (Al-Anfaal: 64)

Maksudnya, Dia memberi kecukupan (melindungi) kamu dan pengikutmu. Perlindungan Allah kepada hamba-Nya tergantung kadar mutaba’ahnya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara zhahir dan bathin, juga kadar ibadahnya kepada Allah.

Sumber: DR. Sa’id Ali bin Wahf al-Qahthani. Syarah Asma’ul Husna”. Terj. Abu Fatimah Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005.