Surah al-Hijr

Al Quran26

Ayat 24, yaitu firman Allah ta’ala,

“Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada-mu dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripadamu).(al-Hijr: 24)

Sebab Turunnya Ayat

At-Tirmidzi, an-Nasa’i, al-Hakim, dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dahulu ada seorang wanita yang cantik jelita shalat di belakang Rasulullah. Sebagian orang maju hingga berada di shaf pertama agar tidak melihat wanita cantik tersebut, sedang sebagian yang lain malah berlambat-lambat agar berada di shaf belakang, dan apabila ruku ia mengintip dari bawah ketiaknya. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu…” (260)

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Dawud bin Shaleh, katanya “Sahl bin Hanif al-Anshari berkata, ‘Taukah kalian mengenai apa turunnya ayat, “Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu…?” Aku menyahut, ‘Apakah ia turun tentang jihad fi Sabiilillah?’ Ia menjawab, ‘Bukan. Ia turun tentang shaf shalat.'” (261)

Ayat 45, firman Allah ta’ala,

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).(al-Hijr: 45)

Sebab Turunnya Ayat

Ats-Tsa’labi meriwayatkan dari Salman al-Farisi bahwa ketika ia mendengar firman Allah ta’ala ayat 43, ‘”Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya,” ia lari ketakutan selama tiga hari dalam keadaan tidak sadar. Kemudian dia dibawa menghadap Nabi saw.. Ketika ditanya, ia menjawab, “Wahai Rasulullah, telah turun ayat 43, ‘Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.’ Demi Allah yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, ayat ini telah meremas jantungku!” Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).” (262)

Ayat 47, yaitu firman Allah ta’ala,

“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.(al-Hijr: 47)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ali ibul-Husain bahwa ayat ini turun tentang Abu Bakar, Umar, dan Ali,

“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.(al-Hijr: 47)

Seseorang bertanya, “Dendam apa?” Ia menjawab, “Dendam jahiliah. Di antara Bani Tamim, Bani ‘Adi, dan Bani Hasyim dahulu pada masa jahiliyah terdapat permusuhan. Tapi setelah masuk Islam, mereka saling mencintai. Suatu ketika Abu Bakar mengalami sakit pinggang, lalu Ali memanaskan tangannya, kemudian dia urut pinggang Abu Bakar dengannya. Maka turunlah ayat ini.” (263)

Ayat 49-50, yaitu firman Allah ta’al,

“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.(al-Hijri: 49-50)

Sebab Turunnya Ayat

Ath-Thabrani meriwayatkan dari Abdullah ibnuz-Zubair bahwa Rasulullah lewat di dekat sejumlah sahabatnya yang sedang tertawa. Maka beliau bersabda, “Mengapa kalian tertawa, padahal surga dan neraka sedang disebut di depan kalian?” Maka turunlah ayat ini, “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (264)

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur lain dari seorang sahabat Rasulullah bahwa Rasulullah muncul dari pintu yang menjadi jalan masuk Bani Syaibah, lalu bersabda, “Aku tidak mau melihat kalian tertawa!” Lalu beliau kembali, dan bersabda, “Tadi ketika aku keluar dan tiba di dekat bilik, Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Hai Muhammad, sesungguhnya Allah berfirman kepadamu, ‘Mengapa engkau membuat hamba-hamba-Ku berputus asa?’

“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.(al-Hijri: 49-50)

Ayat 95, yaitu firman Allah ta’ala,

“Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),” (al-Hijr: 95)

Sebab Turunnya Ayat

Al-Bazzar dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi saw. berpapasan dengan sejumlah orang di Mekah lalu mereka bergunjing di belakang beliau. Kata mereka, “Inilah orang yang mengklaim dirinya nabi dan didatangi Jibril.” Maka Jibril menjentikkan jari-jarinya sehingga jatuh seukuran kuku menimpa tubuh mereka dan berubah menjadi tanah nanah yang membusuk, hingga tidak seorang pun yang mau berdekatan dengan mereka. Lalu Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),” (266)

259. Kata Ibnu Katsir (2/713), “Surah Makkiyah.”

260. Dhaif, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (3122) dalam at-Tafsiir. Kata al-Qurthubi, “Ia diriwayatkan dari Abul Jaza’, bukkan dari Ibnu Abbas, dan inilah yang paling benar.” At-Tirmidzi menegaskan perkataan al-Qurthubi, “Ja’far bin Sulaiman meriwayatkan hadits ini dari ‘Amr bin Malik dari Abul Jauza’ dengan teks senada, dan dia tidak menyebutkannya dari Ibnu Abbas. Dan kelihatannya ini lebih benar daripada hadits Nuh.”

261. Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya (2/817).

262. Disebutkan oleh al-Qurthubi (5/3754).

263. Dhaif. Disebutkan oleh as-Suyuthi (4/101) dalam ad-Durrul Mantsuur. Al-Qurthubi (5/3756) berkata setelah menyebutkan khabar ini bahwa Ali r.a. mengatakan, “Aku berharap diriku, Thalhah, dan Zubair termasuk di antara orang-orang ini.” Ibn Katsir (2/722) berkata, “Mereka adalah sepuluh orang yang diberi kabar gembira akan masuk surga: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, dan Abdullah bin Mas’ud.”

264. Dhaif. Riwayat ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath (7/150). Dalam sanadnya terdapat Yazid bin Dirham, yang divonis lemah oleh Ibnu Ma’in. Riwayat ini disebutkan oleh al-Qurthubi dari Ibnu Umar (5/3757).

265. Dhaif, disebutkan oleh as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsuur (4/102) dan Ahmad dalam az-Zuhd (hlm. 312); di dalam sanadnya terdapat Abdullah ibnul-Mubarak dari Mush’ab dari Tsabit… Ibnu Katsir meyebutkannya dalam tafsirnya (2/723).

266. Dhaif, disebutkan oleh al-Haitsami (7/46) dalam Majma’uz Zawaa’id, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, dan di dalam sanadnya terdapat Musa bin ‘Ubaidah, seorang yang lemah. Ibnu Katsir menyebutkan nama-nama mereka: al-Aswad ibnul-Muththalib Abu Zam’ah, al-Aswad bin ‘Abdu Yaghuts bin Wahb bin Abdu Manaf (dari Bani Zuhrah), al-Waldi ibnul-Mughirah al-Makhzumi, al-‘Ash bin Wa’il as-Sahmi, dan al-Harits ibnuth-Thalathilah al-Khuza’i. Lihat Tafsir Ibnu Katsir (2/730).

Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 323 – 327.

Baca Juga