Keutamaan Majelis Dzikir

Dalam Shahih Muslim Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ.

“Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat memayungi mereka, ketenangan turun kepada mereka dan Allah menyebut (membanggakan) mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisinya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Dalam hal ini terdapat hadits-hadits yang banyak yang tersebut dalam fadha’il a’mal (keutamaan-keutamaan beramal).

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam beliau bersabda yang artinya,

“Tidak lah suatu kaum duduk di suatu majelis lalu mereka bubar tanpa berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah, kecuali mereka bubar dari seperti bangkai keledai dan majelis tersebut adalah penyesalan di Hari Kiamat. (HR. Abu Dawud)

Dalam Hadits lain yang artinya,

“Tidaklah suatu kaum duduk di sebuah majelis, dimana mereka tidak berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, kecuali ia menjadi penyesalan bagi mereka di hari kiamat.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Khatib)

Tentang keutamaan doa, Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمُ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعاَءِ

“Tidaklah ada sesuatu pun yang lebih mulia di hadapan Allah daripada do’a.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hadits berikutnya Nabi bersabda,

أَشْرَفُ الْعِبَادَةِ الدُّعَاءُ

“Ibadah paling terpandang (mulia) adalah do’a.” (Hadits Dha’if dalam kitab Adabul Mufrod)

Hadits berikutnya lagi,

مَنْ لاَ يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Barang siapa tidak memohon kepada Allah, maka Allah marah kepadanya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Dan pada hadits lain Nabi bersabda,

سَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ.

“Mintalah karunia kepada Allah, karena sesungguhnya Allah menyukai bila di minta.” (HR. Tirmidzi, dha’if sekali).

Dan masih banyak beberapa riwayat yang menjelaskan keutamaan majelis dzikir.

 

Sumber: Mukhtashar Minhajul Qashidin oleh Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi.